MALANG, Tugumalang.id – Produsen taoge, Siti Nurhayati (45) memasok 45 kilogram taoge untuk kebutuhan Makan Bergizi Gratis (MBG) setiap minggunya. Taoge ini dipasok di dapur sehat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berlokasi di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Saat ditemui di rumah produksinya yang berlokasi di Desa Sukoraharjo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Siti Nurhayati mengungkapkan dirinya telah menjadi pemasok bahan baku untuk MBG sejak program ini dijalankan di awal Januari 2025 lalu.
Awalnya, suaminya yang tengah berjualan di Pasar Pakis mendapatkan informasi dari seorang tetangga yang juga menjadi pemasok bahan baku untuk MBG. Akhirnya mereka rutin mendapat pesanan dari dapur sehat SPPG yang ada di bawah naungan Kodim 0818 Malang-Batu.
Baca Juga: Omzet Pedagang di Kantin Sekolah Turun Drastis Imbas Makan Bergizi Gratis
“Sekali kirim bisa 45 kilogram. Kirimnya seminggu sekali, kadang dua kali,” kata perempuan yang akrab disapa Yati tersebut, beberapa waktu lalu.
![Rumah produksi taoge milik Yati di Kepanjen. Foto: Aisyah Nawangsari Putri](https://tugumalang.id/wp-content/uploads/2025/02/20f2979b-773b-43c0-b536-dbfbc45cdcba-1.jpg)
Yati mengatakan dirinya telah menjalankan usaha produksi taoge sejak tahun 1999. Saat ini, ia bersama suaminya dibantu beberapa karyawan telah berjualan di sejumlah pasar yang ada di Malang Raya. Selain dijual di pasar dan dipasok ke SPPG, taoge ini juga dijual ke pedagang sayur keliling.
“Awalnya saya merintis sama suami di Pasar Blimbing. Kemudian suami jualan di Pasar Pakis dan anak saya jualan di Pasar Batu. Sekarang ada karyawan bantu jual di Pasar Madyopuro, Kedungkandang, dan Gadang,” sebut Yati.
Baca Juga: Omzet Pedagang di Kantin Sekolah Turun Drastis Imbas Makan Bergizi Gratis
Produksi taoge membutuhkan kacang hijau yang khusus untuk budidaya taoge. Kacang hijau biasa tidak bisa menghasilkan taoge yang berkualitas.
Kacang hijau tersebut kemudian dicuci, ditiriskan, dan disiram lagi menggunakan air. Proses ini dilakukan setiap tiga jam sekali. Dalam waktu empat hari, taoge siap dipanen. “Selama empat hari harus disiram terus,” kata Yati.
Setiap kilogram kacang hijau bisa menghasilkan empat hingga lima kilogram taoge, bergantung pada kualitasnya. Sekali panen, rumah produksi milik Yati bisa menghasilkan 2,5 kuintal taoge.
Dalam melakukan usaha budidaya taoge, Yati mengungkap kendala yang kerap dihadapi adalah naik turunnya harga kacang hijau.
Jika setiap kilogram biasanya dibeli dengan harga Rp23 ribu, kini harganya bisa mencapai Rp27 kilogram. “Tapi Maret diperkirakan bisa turun harganya,” kata Yati.
Meski harga bahan baku naik turun, Yati tak bisa mengubah harga jual taogenya. Ia tetap mematok harga Rp8 ribu per kilogram. Untuk tengkulak, ia mematok harga Rp7 ribu per kilogram.
“Harganya tetap, konsekuensinya keuntungan kami berkurang,” kata Yati.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A