MALANG, Tugumalang – Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) sukses menggelar Seminar Nasional dan Diseminasi di Auditorium Multikultural Kegiatan pada Selasa (22/11/2022).
Seminar ini mengangkat tema “Implementasi Profil Pelajar Pancasila berbasis Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) dan Kurikulum Merdeka (Merdeka Belajar)”.

Acara dihadiri Ketua PGRI Kabupaten Malang Drs Dwi Sucipto SH MPd; Rektor Unikama Dr Pieter Sahertian MSi; Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Dr Triwahyudianto SPd MSi; Ketua Prodi PGSD Dr Cicilia Ika Rahayu Nita MPd; dan Dr Wahyudi S.Pd, MPd MCE selaku Ketua Asosiasi Himpunan Dosen PGSD Indonesia Wilayah I sekaligus pemateri.
Tak hanya itu, seminar ini juga dihadiri kurang lebih 300 peserta yang terdiri dari mahasiswa, guru se Kabupaten Malang, dan pemakalah seminar.
Dwi Sucipto mengawali sambutan dengan menyampaikan puji syukur dan terima kasih karena telah memberi kesempatan untuk para guru sekolah dasar untuk hadir dalam Seminar Nasional tersebut.
Sementara itu, Cicilia Ika Rahayu Nita menjelaskan bahwa seminar berbasis TPACK ini perlu dilaksanakan mengingat tuntutan guru di Abad – 21 tidak terlepas dengan teknologi.

Ditambahkan Pieter Sahertian, dampak dari pandemi ini mendorong semua pihak untuk menggunakan teknologi. Sedangkan untuk teknologi pembelajaran berbasis digital masih diperkenalkan beberapa tahun kedepan.
“Namun dengan adanya seminar ini kita bisa mempersiapkan diri untuk mengimplementasikan TPACK,” tutur Rektor Unikama itu.
Materi pertama dimulai dengan paparan Wahyudi terkait Implementasi TPACK dalam Kurikulum Merdeka (Merdeka Belajar) yang dimoderatori oleh Dr Farida Nur Kumala MPd.
“Aspek penting dalam TPACK adalah bagaimana guru dapat menguasai cara berpikir dan penguasaan kurikulum dan mata pelajaran bersamaan dengan bekerja dengan teknologi hingga implementasi dalam proses pembelajaran,” terangnya.
Ia turut menjelaskan langkah-langkah yang harus di ambil. Diantaranya, mencermati kompetisi dasar, merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dengan baik, lalu dilanjutkan merumuskan tujuan pembelajaran dan terakhir menententukan skenario pembelajaran, media, bahan ajar, dan LKPD yang dibutuhkan.
“Ingat, fokusnya tetap pada pembelajaran, teknologi hanya sebagai pendukung. Jangan sampai karena ingin cepat akhirnya teknologi diberikan tapi tanpa pembelajaran. Jangan gadaikan efektifitas demi efisiensi,” sambung dia.
Setelahnya, kegiatan dianjutkan dengan materi inti oleh Dr Ninik Indawati MPd terkait Profil Pelajar Pancasila Sebagai Penguat Penanaman Nilai-nilai Anti Korupsi Pada Siswa Sekolah Dasar.
Dikatakan, mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020 – 2024, dimana Pelajar Pancasila adalah sebuah wujud pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sepanjang hayatnya, khususnya untuk siswa Pendidikan Dasar
“Tujuan adanya Profil Pelajar Pancasila ialah untuk memahami, mengimplementasikan, dan menguatkan nilai-nilai anti korupsi khususnya pada siswa Sekolah Dasar,” terangnya.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko