MALANG, Tugumalang – Warga Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang berinisiatif menutup akses jalan. Pasalnya, pondasi sebagai penyangga utama jembatan di Jalan Mega Mendung, Kota Malang itu ambrol terkikis aliran air pada Sabtu (19/11/2022) pagi.
Tak hanya pondasi jembatan, tampak pembatas samping jembatan juga turut ambrol. Selain itu, tanah sempadan di sekitar jembatan itu juga ambrol hingga membuat pondasi salah satu rumah warga tampak menggantung.
“Itu pondasi jembatannya yang ambrol, sampai pembatas jembatannya juga ambrol. Kejadiannya tadi sekitar pukul 05.00 WIB, jadi sama warga langsung ditutup,” kata, Muhammad Saeroji, salah satu tokoh masyarakat setempat.
Beberapa pengendara tampak berputar balik usai mendapati penutupan akses jalan di jembatan itu. Terlebih, pita police line juga tampak telah terpasang di sekitar jembatan tersebut.
“Jembatan ini kelihatannya kan masih utuh, tapi bawahnya sudah ambrol. Makanya ini kami tutup demi keamanan,” imbuhnya.
Saeroji mengatakan, bagian bagian jembatan tersebut sebenarnya sudah terkikis aliran air sejak 5 tahun lalu. Mulai plengsengan hingga pengatur aliran air sungai yang dulunya ada di jembatan itu, sudah ambrol.
“Plengsengan di samping jembatan itu dulu panjangnya sekitar 15 meter, itu sedikit sedikit ambrol sampai habis. Tapi tidak ada penanganan sama sekali. Ini yang bahaya itu rumah di samping jembatan itu. Pondasinya sudah menggantung,” ujarnya.
Dikatakan, warga setempat sudah beberapa kali mengajukan perbaikan jembatan kepada Pemkot Malang ketika terjadi pengkikisan. Namun pengajuan itu tidak pernah mendapat respon dengan alasan wilayah sungai tersebut adalah wewenang Provinsi.
“Kalau sudah kayak gini masak masih saling lempar kewenangan. Pengairan memang kewenangan provinsi, tapi jalan ini kan ada di Kota Malang. Ini sudah di depan mata kelihatan bahaya. Masak harus nunggu korban,” ucapnya.
“Setiap kejadian (pengkikisan) sebenarnya petugas datang mulai BPBD dan lainnya. Tapi ya sebatas foto foto. Sampai warga ada yang kesal bilang masak cuma foto foto tok tidak ada penanganan dari dulu. Masak harus diviralkan dulu agar ditangani,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko