MALANG, Tugumalang.id – Mantan Ketua Umum Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Timur, Fairouz Huda turut angkat bicara mengenai polemik pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII). Dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui dalam Munas ke-VII di Grand Sahid Jaya Jakarta pada Minggu (23/2/2025) lalu memunculkan dua klaim yang bertentangan. Fatchan Subchi menyatakan sebagai Ketua Umum PB IKA PMII periode 2025-2030 setelah mengklaim mendapatkan suara mayoritas.
Sementara Akhmad Muqowam selaku Ketua Umum PB IKA PMII di periode sebelumnya menegaskan bahwa belum ada keputusan resmi mengenai ketua umum yang baru. Situasi tersebut memunculkan ketidakpastian dalam kepemimpinan organisasi dan juga beragam perbedaan pandangan mengenai hasil pemilihan Ketua Umum PB IKA PMII tersebut.
Baca juga: Peletakan Batu Pertama Pembangunan Graha Arshaka PC IKA PMII Kota Malang, Komitmen Memberi Kebermanfaatan
Fairouz Huda menilai polemik yang terjadi saat ini adalah bagian dari kematangan dalam berdinamika para alumni PMII. Ia mengatakan dinamika yang terjadi saat ini di PB IKA PMII menjadi nutrisi dalam membangun organisasi ke depan.
“Saya sangat yakin bahwa para alumni PMII itu sudah melewati fase puberitas dalam berorganisasi. Sehingga kematangannya dalam menjalankan visi kepemimpinan itu bisa menjadi teladan bagi kami yang masih muda. Bahkan untuk masyarakat madani di republik ini,” kata pria yang akrab disapa Kak Fai itu kepada Tugumalang.id, Jumat (28/2/2025).
“Jadi, soal dinamika yang terjadi tidak lantas menjadi energi negatif. Tapi justru akan menjadi nutrisi dalam membangun organisasi ke depan,” imbuh Mantan Ketua Umum PC PMII Kota Malang periode 2009-2010 tersebut.
Karena tidak ada di lokasi, Fai mengaku belum memahami seperti apa kronologi dan konteks yang terjadi di Munas PB IKA PMII ke-VII di Jakarta. Tetapi pihaknya meyakini bahwa alumni PMII sudah sangat matang dalam menghadapi sebuah dinamika.
Polemik yang terjadi saat ini menurut Fai bukan sebuah tragedi pilu akan tetapi menjadi ruang dinamis untuk membuat organisasi lebih maju.
Baca juga: Rayakan Harlah ke-64, Ini Sejarah Berdirinya PMII Sebagai Organisasi Kemahasiswaan yang Mengusung Ahlussunnah Wal Jamaah
“Saya tidak paham konteks dari kronologis dan substansinya karena memang saya tidak ada di lokasi acara Munas. Tetapi saya yakin alumni PMII itu sudah sangat matang dalam menghadapi sebuah dinamika,” ungkapnya.
“Jadi, dinamika bukanlah tragedi pilu tetapi justru menjadi ruang dinamis untuk membuat organisasi lebih maju dalam menghadapi tantangan di masa depan,” tutup Fai.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
redaktur: jatmiko