TuguMalang.id– Persoalan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang masih menghantui hewan ternak, seperti sapi hingga kambing dan meresahkan masyarakat, khususnya di Kota Malang. Sebab itu, Wali Kota Malang, Sutiaji egera melakukan korodinasi dengan pihak terkait guna mencari jalan tengah untuk pelaksanaan kurban tahun ini.
“Nati Senin (20/6) insyaallah kami kumpulkan pihak-pihak terkait, MUI (Majelis Ulama Indonesia), DMI (Dewan Masjid Indonesia), NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah. Mudah-mudahan itu menjadi penguatan bagi kita semua,” ujarnya, Sabtu (18/6/2022).
Karenanya, ia berharap agar masyarakat tidak perlu merasa cemas dengan adanya wabah PMK ini. Ia juga menyampaikan agar masjid yang ada di Kota Malang tetap melakukan penyembelihan hewan kurban.
“Salah satu masjid di Kota Malang kemarin ada yang menyampaikan tidak menerima kurban, saya sampaikan jangan ada kecemasan, karena masjid itu untuk kenghimpun sodaqoh dan beramal,” jelas dia.
Selain itu, pria berkacamata ini juga menekankan bahwa niat kurban tidak bisa diganti dengan sedekah. Hal ini, merespon saran dari Ketua MUI Kota Malang terkait hewan kurban yang sementara dapat diganti dengan bersedekah.
“Yang namanya kurban hewan itu, maka harus hewan. Jadi tidak bisa digantikan dengan bersedekah,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua MUI Kota Malang KH M Baidowi Muslich menyarankan agar masyarakat berkurban menggunakan hewan kambing dalam pelaksanaan Idul Adha 2022 mendatang. Mengingat, wabah PMK kebanyakan menyerang hewan sapi.
Meski begitu, dia tetap menyarankan agar kambing itu tetap dipastikan kesehatannya ke dokter hewan. Sebab menurutnya, salah satu syarat hewan kurban itu adalah hewan yang sehat. “Jadi sarat kurban itu hewan harus sehat. Maka yang paling tau hewan itu sehat atau tidak ya dokter hewan,” terangnya .
Dia menganjurkan agar masyarakat menghindari penggunaan hewan yang terjangkit PMK dengan gejala berat sebagai hewan kurban.
Bahkan dia juga menyarankan jika sudah tak ada lagi pilihan hewan untuk berkurban, maka masyarakat bisa menggunakan sembako sesuai nilai atau harga hewan kurban.
“Kalau sementara tidak menggunakan kurban hewan, maka kurban bisa diganti sodakoh yang lain. Misalnya fakir miskin atau anak yatim yang biasa diberi daging, bisa diberi sembako. Itu saya kira lebih bagus, syukur kalau itu setara dengan harga hewan kurban,” tandasnya.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id