Tugumalang.id – Tim Universitas Maulana Malik Ibrahim (UIN Malang) baru saja meraih medali perak dalam kompetisi internasional bertajuk World Young Investors Exhibition (WYIE) 2023 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia.
Terdapat serangkaian proses yang harus ditempuh oleh tim ini untuk bisa mencapai prestasi tersebut. Ketua tim kompetisi WYIE 2023 dari UIN Maliki Malang membagikan cerita perjalanan dia dan tim hingga berhasil sabet medali perak.
Ketua Tim Kompetisi WYIE dari UIN Maliki Malang, Edvin Eka Nur Rochim ,pada Kamis (18/5/2023) menceritakan tentang perjalanan timnya hingga meraih medali perak pada ajang kompetisi internasional itu. Mahasiswa Jurusan Psikologi Angkatan 2020 itu bercerita, awalnya ia sebelumnya mengikuti kompetisi internasional yang pernah digelar di Bali.
Baca Juga: Korean Muslim Federation Sambut Hangat Kedatangan 5 Ambassador UIN Malang
“Saat itu, Tim Kontingen UIN (Malang) dapat medali silver di event internasional tapi di Bali. Kita direkomendasikan oleh jurinya, saat itu orang Malaysia, untuk mengikuti kompetisi yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Kementerian Inovasi, Sains, dan Teknologi di Malaysia,” ceritanya.

Akhirnya setelah mencoba mendaftar, ternyata tim yang terdiri dari Edvin dan rekan-rekannya, Maryana Hasibatul Afanah (Biologi), Mohammad Nawalul Fawaid El Haqi (Sastra Inggris), Ahmad Syahrul Adzim (Sastra Inggris), A. Afwan Rosyidi (Hukum Ekonomi Syariah), dan Meril Nabila Sari (Manajemen) dinyatakan lolos dan lanjut menjalani serangkaian proses seleksi.
Mulai dari seleksi wawancara, paper, kurasi, hingga akhirnya berangkat ke Malaysia sebagai delegasi dari Indonesia.
Baca Juga: UIN Malang Kukuhkan 600 Guru Profesional Program Studi PPG Batch 3 Tahun 2022
Mengenai bagaimana bisa sampai meraih medali, Edvin mengungkapkan bahwa timnya memiliki beberapa strategi. Yang pertama adalah dari produk inovasi dan riset yang dilakukan.
Timnya berkompetisi dengan produk temuan berupa kopi dengan kadar kafein yang lebih rendah. Mereka berhasil membuat kopi dari biji buah mangga madu dicampur buah mahkota dewa.
Konsiderasi dari penciptaan produk ini adalah karena banyak orang yang tidak bisa mengkonsumsi kopi karena kadar kafein yang dimiliki. Karena itulah, para anggota tim UIN Maliki Malang menciptakan alternatif, yakni kopi berkafein rendah dari buah lain yang diberi nama Bimatawa itu.
“Selain itu juga kita pengin ada alternatif minuman kopi yang menyehatkan gitu. Jadi buat orang-orang yang punya pola hidup sehat, kopi ini bisa juga jadi alternatif minuman. Dan kita mencari bahan-bahan yang sekiranya menyerupai kopi ya, bahannya yang tidak sulit ditemukan, dan juga murah gitu,” jelas Edvin.
Selain rendah kafein hingga di bawah 1 persen, inovasi produk kopi buatan tim delegasi UIN Malang ini juga memiliki aroma yang khas serta antioksidan yang tinggi. Produk ini bagus untuk menangkal radikal bebas karena kandungan antioksidannya yang sangat tinggi.
Strategi yang lainnya adalah pemilihan personel dengan kemampuan yang dibutuhkan. Edvin mengatakan, anggotanya memiliki kemampuan kuat dalam hal yang berbeda-beda.
Ada yang fasih berbahasa Inggris, jago melakukan riset dan olah data, mengelola keuangan, anggota yang bisa berbahasa Mandarin, hingga anggota yang ahli dalam bidang penelitian.
Dalam prosesnya, tim juga sempat mengalami kendala saat persiapan memasuki kompetisi. Para anggota terkendala oleh paspor, tiket, dan akomodasi penginapan yang serba mendadak. Selain itu, beberapa dosen mengharuskan para peserta kompetisi untuk tetap mengikuti kelas.
“Pas selesai presentasi (produk) masih ada kelas. Pas preparation selama lomba ada juga yang masih ikut kelas online, ada juga yang masih ngerjain tugas, gitu,” ujar mahasiswa itu.
Saat berkompetisi, ia sempat merasa minder dan berpikir tidak akan keluar sebagai pemenang karena terdapat banyak produk dari negara lain yang dirasa lebih bagus.
Namun tak patah semangat, tim menunjukkan keunikan dari Indonesia. Selain membawa produk ciptaan yang unik dan khas, para anggota tim juga mengenakan pakaian khas Indonesia, yaitu batik dan kebaya untuk menarik perhatian.
Bagi mahasiswa yang ingin berkesempatan mengikuti kompetisi internasional dan memenangkannya, Edvin juga membagikan tips yang bermanfaat. Menurutnya, hal yang pertama harus dilakukan adalah berani mencoba.
“Kalau ada kesempatan itu nggak usah dipikir nantinya kayak gimana, tapi dijalani dulu aja, dicoba. InsyaAllah kalau kita positif dan kita baik pasti ada jalan. Terus kalau ingin berprestasi intinya jangan lupa juga minta doa orang tua, selalu ngabarin ke orang tua, karena orang tua yang paham kita. Orang tua adalah salah satu support system kita,” tuturnya.
Ia menambahkan, jangan ragu dan malu untuk bertanya kepada dosen terkait dengan penelitian yang dilakukan dan juga kepada orang-orang yang pernah mengikuti kompetisi internasional.
Ia berharap, perjalanan tim dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dapat memotivasi para mahasiswa untuk terus berinovasi dan berkarya.
Sebagai informasi, WYIE Competition sendiri merupakan kompetisi dalam hal penemuan atau inovasi yang bertujuan mempromosikan sekaligus mengapresiasi para penemu muda dari berbagai negara.
Ajang ini diikuti oleh 19 negara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Taiwan, Thailand, Korea, Uni Emirat Arab, China, Filipina, Bangladesh, India, Qatar, Arab Saudi, Hong Kong, Australia, Amerika Serikat, Laos, Vietnam, Oman, dan Irlandia.
Tahun ini, ada 730 karya temuan yang dipamerkan dari berbagai bidang kompetisi. Mulai dari agriculture, biotechnology, health, automation and processes, education, environment, games and sports, household and office and personal care, information and communication technology & multimedia, serta industrial design and materials.
Reporter: Shinta Alifia
Editor: Herlianto. A