MALANG, Tugumalang.id – Heru Nurwahyudin awalnya berjualan makanan ringan atau snack untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Siapa sangka usaha ini bisa mengantakanrnya hingga menjadi bintang tamu di acara Kick Andy. Selain itu, Heru juga berkesempatan mengisi podcast bersama Arumi Bachsin.
Heru merupakan pemilik Superheru, UMKM yang memproduksi aneka cemilan asal Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Produknya terdiri dari makaroni, basreng, seblak, keripik kaca, sus coklat, dan keripik pisang. Produk-produk Superheru ini telah banyak dijual di berbagai toko yang ada di Malang.
Mulai dari nol
Heru memutuskan resign dari pekerjaannya untuk memulai kehidupan baru di awal tahun 2014. Pada saat itu ia bercita-cita memiliki usaha agar bisa hidup mandiri. Akan tetapi, ia belum tahu usaha apa yang akan ia rintis.
Baca Juga: Cerita Siti Annijat, Nenek 66 Tahun Dirikan Komunitas Teman Aksara untuk Bangkitkan Literasi Bangsa

Dua bulan setelah resign, Heru merasa uangnya semakin menipis. Ia pun memutuskan untuk ikut pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Wonojati yang ada di Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Dari berbagai jurusan yang ada, Heru memutuskan untuk mengambil jurusan pengolahan hasil pertanian. Ia merasa itu adalah jurusan yang paling cocok dengan dirinya dibandingkan dengan jurusan lain.
“Setiap hari di sana diajari masak, selama 40 hari. Bikin olahan keripik, roti, olahan ayam, bikin jahe instan, dan lain-lain,” kenang Heru saat ditemui Tugu Malang ID di rumah produksi Superheru yang berada di Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Baca Juga: Cerita Muhammad, Mahasiswa Unikama Bantu Tingkatkan Cybersecurity Website Kampus Ternama di Surabaya
Setelah mengikuti pelatihan, Heru dihadapkan dengan tantangan lain, yaitu modal. Pada saat itu ia hanya memiliki uang Rp300 ribu. Sedangkan, untuk memulai usaha dibutuhkan modal lebih dari itu.
“Ternyata satu kelas (pelatihan) itu kepepet semua dari segi keuangan. Jadi akhirnya kami bikin usaha patungan. Dari 16 murid, yang mau usaha bareng ada 10 orang. Kami urunan Rp250 ribu per orang,” tutur Heru.
Selama satu tahun, mereka merintis usaha bersama. Namun di awal tahun 2015, mereka memutuskan berpisah dan memulai usaha mereka sendiri. Pada saat itu, Heru memutuskan untuk mendirikan Superheru.

Berjualan door to door
Meski kini produknya bisa ditemui di toko-toko, dulu produk Superheru dipasarkan dengan cara door to door. Heru menawarkan produk cemilannya ke kantor-kantor, termasuk kantor lamanya.
Seiring berjalannya waktu, ia mulai menitipkan produk-produknya di toko dan koperasi. Setelah mengenal media sosial, Heru juga memasarkan produknya di Facebook dan Instagram. “Kemudian ada marketplace, kami juga masuk ke sana,” kata Heru.
Tren marketing terus berganti, Heru pun tak mau ketinggalan. Saat ini ia mengaku mencoba TikTok Shop yang sedang digandrungi anak-anak muda.
“Kalau di Instagram, kami pakai Instagram Bisnis. Tiktok Shop kami juga sudah ada, hanya terkendala produk yang sudah di-upload kadang hilang. Tapi terus kami coba,” kata Heru.
Meski banyak menggunakan platform digital untuk melakukan pemasaran, Heru mengaku penjualan terbanyak masih dari penjualan offline di toko-toko.
“Kalau dari laporan keuangan, tetap yang mendominasi dari toko-toko. 75 persen penjualan itu dari offline,” ujarnya.

Heru juga membuka outlet di rumahnya yang bisa dikunjungi langsung oleh pelanggan. Di sana, pelanggan bisa memilih berbagai metode pembayaran. Mulai dari pembayaran tunai, menggunakan EDC, hingga QRIS.
Menurut Heru, pembayaran yang paling banyak digunakaan saat ini adalah QRIS karena praktis dan tidak ada biaya tambahan. “Dulu banyak yang pakai EDC, tapi kalau kartunya bank lain kan kena charge. Kalau QRIS nggak kena charge,” tuturnya.
Heru mendapatkan support mesin EDC dan QRIS dari BRI. Menurutnya, metode pembayaran digital tersebut sangat membantu karena ia tidak perlu repot menyiapkan uang kembalian. Ini juga meminimalisir risiko pembayaran menggunakan uang palsu.
“Itu sangat membantu karena nggak ribet ngasih uang kembalian. Banyak costumer sekarang yang cashless, mereka bawa handphone saja,” kata Heru.
Pintu terbuka lebar setelah bergabung di Rumah BUMN Malang
Heru merasakan ada banyak kesempatan yang hadir setelah ia bergabung dengan Rumah BUMN Malang di tahun 2017. Ia berkesempatan memasarkan produknya secara digital di Indonesian Mall dan Padi UMKM. “Kami dapat banyak (penjualan) di sana,” kata Heru.
Salah satu hal yang tak terlupakan adalah saat mengikuti BRI Incubator. Heru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan bisnis mendapatkan banyak ilmu dari program ini.
“Coach-coach yang didatangkan hebat-hebat, levelnya bagus. Banyak materi yang di luar dugaan saya,” terang Heru.
Bergabung dengan Rumah BUMN dan mendapat support dari BRI mengubah cara pandang Heru dalam mengelola UMKM. Awalnya, ia pikir memiliki UMKM hanya sekedar memproduksi dan berjualan saja. Tetapi, kini ia menyadari bahwa dengan menjadi binaan sebuah instansi, ia banyak mendapatkan ilmu, akses pasar, jejaring, dan teman baru.
“Ternyata bisnis UMKM itu nggak hanya sekedar jualan saja. Banyak hal-hal nggak terduga yang ditemui selama kita jadi wirausaha,” paparnya.
Menebar inspirasi lewat acara Kick Andy
Layaknya bisnis lainnya, penjualan Superheru juga terdampak pandemi COVID-19. Heru menyebut dirinya kehilangan banyak reseller akibat pandemi.

Namun di akhir tahun 2020, Heru mendapat kesempatan besar untuk mengenalkan produk-produknya di saluran televisi nasional. Ia terpilih sebagai satu dari dua UMKM yang diundang ke acara Kick Andy bersama Andy F Noya. Ini juga salah satu berkah yang ia dapatkan setelah bergabung dengan Rumah BUMN Malang.
“Saya didaftarkan. Iseng-iseng lah. Kemudian saya ditelepon, Superheru terpilih. Dari seluruh Indonesia hanya dua UMKM saja. Saya sambut saja,” kata Heru.
Di dalam acara tersebut, Andy F Noya mengangkat cerita anak-anak muda inspiratif yang terus berusaha bangkit di tengah terpaan pandemi. Heru dianggap cocok untuk menjadi bintang tamu karena berani berhenti dari kerja kantoran dan berjualan keliling sambil membawa kantong plastik besar berisi makanan ringan.
Di samping itu, Heru juga dianggap bisa menginspirasi masyarakat untuk berani memulai usaha. Sebelumnya, Heru telah memberikan pelatihan-pelatihan kepada UMKM di Malang Raya. Ada banyak pengusaha UMKM yang sukses setelah mengikuti pelatihan tersebut.
Baca Juga Tugu Malang di Google News (klik di sini).
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
Editor: Herlianto. A