MALANG, Tugumalang.id – Peragaan busana batik Garudeya ditampilkan pada HUT Korpri yang berlangsung di Kabupaten Malang. Sebanyak 12 desain batik Garudeya diperagakan di dalam puncak peringatan, pada Rabu (29/11/2023). Batik aneka warna dengan gaya kekinian ini diperagakan anggota KORPRI di Pendopo Agung Kabupaten Malang.
Peragaan busana ini disaksikan langsung Bupati Malang Sanusi, Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto, Pj Wali Kota Malang sekaligus Ketua Dewan Pembina KORPRI Kabupaten Malang Wahyu Hidayat, serta para pejabat di jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.
Busana yang diperagakan di acara tersebut dirancang desainer Mahila Surya Dewi yang juga sebagai Ketua Pelaksana Peringatan HUT ke-52 KORPRI Kabupaten Malang. Ia hadir di atas panggung dan menerima karangan bunga jelang akhir peragaan busana.

“Pada HUT ke-52 KORPRI ini kami memang mencari yang spesial. Apalagi sudah ada launching batik Garudeya dan sudah masuk HAKI. Jadi, kami usahakan untuk berkolaborasi. Alhamdulillah saya sendiri (desainernya),” kata Mahila saat ditemui selepas acara.
Baca Juga: Semarak Peringatan HUT ke-52 KORPRI Kabupaten Malang, Ada Peragaan Busana dan Awards
Batik Garudeya merupakan motif batik khas Kabupaten Malang yang diresmikan pada tahun ini bertepatan dengan peringatan HUT ke-78 RI. Batik tersebut memiliki motif Garudeya, makhluk mitologi yang ada di relief Candi Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Konon, Garudeya merupakan asal-usul lambang Garuda Pancasila.

Melalui peragaan busana ini, Mahila ingin menunjukkan bahwa batik Garudeya bukan sekedar batik untuk seragam Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Malang yang dikenakan setiap hari Kamis. Ia merancang batik Garudeya menjadi busana yang cocok digunakan di berbagai acara dan tidak terlihat ketinggalan zaman.
Baca Juga: Pj Walikota Malang “Kemis Mbois” di Malang Fashion Week
“Jadi biasanya kalau kita berbicara batik, itu hanya untuk pakaian resmi. Tapi tadi bisa dilihat bagaimana adik-adik terlihat keren. Ada yang spesial dari pakaian mereka,” kata Mahila.
Ia menyebut semua busana yang diperagakan tersebut dikerjakan hanya dalam waktu satu minggu, mulai dari merancang hingga menjahit. Ia pun harus membagi waktunya antara menjadi ASN Pemkab Malang dan menjadi desainer.

Selain peragaan busana batik Garudeya, di dalam acara ini juga digelar peragaan busana seragam-seragam ASN. Mulai dari pakaian dinas upacara (PDU), pakaian dinas sehari-hari, hingga pakaian yang dikenakan untuk olahraga.
“Kami itu ASN ada aturannya untuk berpakaian seragam. Kalau tidak kami ingatkan lewat ajang HUT KORPRI ini, rata-rata mereka lupa, menggunakan pakaian yang ala kadarnya. Kemudian tidak sesuai dengan Perbup. Tadi kami mengingatkan bahwa seperti ini lah yang sesuai dengan aturan,” tutur Mahila.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko