Sampai sekarang saya masih banyak menemukan orang yang tidak siap menghadapi pensiun. Mereka menilainya sebagai momok yang sangat menakutkan.
Kalau pensiun saya mau kerja apa? Penghasilannya dari mana? Apakah bisa buat hidup? Bagaimana dengan biaya pendidikan anak-anak saya? Apakah mereka bisa melanjutkan dan menuntaskan kuliahnya?
Berbagai pertanyaan seperti di atas disampaikan kepada saya. Kesannya begitu pensiun dunia kiamat. Habis semuanya. Masa depannya suram.
Saya prihatin sekali dengan hal itu. Kesannya mereka tidak punya TUHAN. Tidak percaya bahwa rejeki setiap orang sudah dicatat oleh Sang Pencipta jauh sebelum mereka lahir.
Saya menyimak semua yang mereka sampaikan. Membiarkan mereka menyampaikan curahan hatinya. Sambil memikirkan tanggapan terbaik buat mereka.
Setelah mereka puas menyampaikan curahan hatinya, baru saya menanggapinya. Saya tegaskan bahwa pensiun masa yang sangat menyenangkan. Atasan satu-satunya hanya TUHAN.
Paling utama menjadi diri sendiri. Tidak diatur oleh siapapun juga. Selain itu tidak terikat jam kerja. Bebas melaksanakan apa saja, di mana saja, dan kapan saja.
Juga saat pensiun tidak perlu khawatir terhadap rejeki yang bakal diperoleh. TUHAN telah mengaturnya. Terpenting mau berusaha dengan cara yang legal dan halal.
Kemampuan Membawa Diri
Banyak orang yang justru saat pensiun lebih sukses. Hidupnya makin sehat dan bahagia. Kesempatan beribadahnya lebih banyak.
Saya tidak sekedar bercerita. Namun menunjukkan contoh nyata orangnya. Terutama yang mereka kenal sehingga bisa melihatnya secara langsung.
Bahkan saya sarankan ke mereka agar tidak ragu untuk silaturahim ke orang-orang yang saya sebutkan namanya. Menanyakan langsung ke mereka rahasianya saat pensiun makin sehat dan bahagia.
Karena itu hal yang positif, saya yakin orang yang ditanya dengan senang hati mau bercerita. Berbagi pengalaman agar banyak orang merasakan hal serupa.
Saya juga menceritakan pengalaman pribadi. Sudah sekitar 16 tahun – tepatnya sejak 30 September 2005 – pensiun dini dari perusahaan multi nasional. Alhamdulillah sampai sekarang baik-baik saja.
Dilihat dan dinilai dari berbagai aspek kehidupan kondisi saya alhamdulillah sangat baik. Meski pensiun namun keberadaan saya di mana pun selalu diterima lingkungan.
Kuncinya pada kemampuan membawa diri. Menghargai diri sendiri dan orang lain. Mensyukuri semua yang telah diperoleh dan selalu bersikap ikhlas.
Pada Diri Sendiri
Tanpa jabatan, tanpa pangkat, bahkan kantor juga ngga punya. Namun sering penghargaan yang saya terima melebihi dari orang yang memiliki semua itu.
Jadi kuncinya ada pada diri sendiri. Embel-embel duniawi itu tidak jadi jaminan seseorang dihargai orang lain. Semuanya semu dan bakal berakhir.
Mereka menyimak semua yang saya sampaikan. Sambil saya melihat reaksi dan perubahan pada diri mereka.
Ada yang langsung berubah secara drastis. Ada pula yang butuh proses. Perlahan tapi pasti menunjukkan perubahan yang signifikan.
Seluruhnya tergantung daya serap dan kemampuan mereka mencerna semua yang saya sampaikan. Sedikit banyak ada perubahan.
Saya bersyukur bisa melakukan semua itu. Merasakan seluruh yang saya sampaikan termasuk berbagai pengalaman selama 16 tahun ada manfaatnya.
Setelah menyampaikan semuanya, dalam hati saya berdoa semoga mereka yakin dan merasakan langsung bahwa pensiun itu sangat menyenangkan. Aamiin ya robbal aalamiin…
>>>Dari Jakarta saat silaturahim seharian ke banyak teman, saya ucapkan selamat meyakini semua rejeki dari TUHAN. Salam hormat buat keluarga. 20.45 20052021😃<<<