Tugumalang.id – Pengamat kepolisian sekaligus peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto ditodong 2 pistol replika oleh 4 orang tak dikenal di Jalan Danau Yamur, Kota Malang, Jawa Timur, pada Jumat (23/6/2023). Kini, Polresta Malang Kota tengah memburu pelaku penodongan itu.
Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Bayu Febrianto, menyampaikan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti laporan awal dari korban dengan melakukan olah TKP di lokasi penodongan itu. Kini, korban juga telah melakukan pelaporan resmi ke Polresta Malang Kota pada 24 Juni 2023.
“Kemarin setelah korban melaporkan melalui WhatsApp, kami sudah melakukan langkah langsung. Tadi malam tim kami sudah ke TKP melakukan penyelidikan,” ucapnya, Sabtu (24/6/2023).
Baca Juga: Pengamat Kepolisian Ditodong 2 Pistol oleh 4 Orang Tak Dikenal di Kota Malang
Disinggung soal dugaan intimidasi terhadap profesi korban yang merupakan seorang pengamat kepolisian, Bayu mengatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki soal laporan yang disampaikan korban.

“Yang jelas kami saat ini menerima pelaporan terkait apa yang dilaporkan pak Bambang. Sesuai kronologi yang disampaikan, pelaku itu meminta harta benda atau HP pak Bambang,” jelasnya.
Kini, pihaknya juga tengah menggali keterangan lengkap dari korban atas kejadian penodongan itu. Selain itu, pihaknya juga telah mengerahkan anggota untuk menggali keterangan saksi saksi di lokasi kejadian.
“Menurut beberapa warga memang ada kejadian tersebut. Pelakunya berboncengan mengendarai 2 motor, jadi total 4 orang (pelaku),” tuturnya.
Baca Juga: Motif Pengendara Motor di Bumiaji Bawa dan Todongkan Pistol Terkuak
Di lokasi kejadian penodongan Jalan Danau Yamur Kota Malang, Rosida, salah satu warga setempat membenarkan peristiwa itu. Dia mengaku sempat mendengar teriakan korban yang meminta tolong warga.
“Saat itu saya mendengar suara teriakan ‘Tolong, Tolong’. Kemudian saya mendekat, tapi bapaknya (korban) sudah dalam posisi mengangkat motornya yang roboh,” bebernya.
Dia mengaku tak melihat pelaku penodongan tersebut. Saat dia mendekat, warga setempat juga keluar untuk mengecek kejadian itu.
“Memang teriaknya kencang, warga juga pada keluar. Saya pikir itu orang jatuh (kecelakaan), ternyata ditodong pistol. Itu pistolnya dibawa (korban), mungkin sempat dilawan,” kata dia.
Sementara itu, Bambang Rukminto, pengamat kepolisian yang menjadi korban penodongan itu mengatakan, tiba tiba dihadang 4 orang yang mengendarai 2 motor. Dua pelaku diantaranya menodongkan pistol hingga membuatnya terkejut.
“Pertama 2 orang turun dari motor dan menodongkan pistol dengan teriak ‘Keluarkan HP mu!. Tentu saya terkejut. Anda siapa? Apa maksudnya minta HP?,” kata Bambang.
Bambang kemudian sempat melakukan perlawanan. Pasalnya, dia mengetahui bahwa senjata api yang dibawa pelaku merupakan pistol palsu.
“Saya lihat dari samping kok kelihatannya ini bukan pistol sungguhan. Akhirnya saya tarik, saya pukulkan ke wajahnya,” ungkapnya.
“Tapi saat ditodongkan tentu reflek saya juga takut. Jangan jangan senjata beneran atau rakitan. Kalau door kan habis saya,” imbuhnya.
Usai berhasil merampas pistol tersebut, para pelaku kemudian melarikan diri. Bambang mengaku tak mengenali 4 orang pelaku tersebut. Dia juga belum bisa memastikan kejadian itu murni aksi kriminal atau akibat aktivitasnya yang kerap mengkritisi pihak kepolisian.
Salah satu kritisinya kepada kepolisian yakni soal salah satu perwira di kepolisian yang mendapat promosi bintang 1. Padahal menurutnya perwira tersebut sudah didemosi 5 tahun namun dianulir 1 tahun. Selanjutnya sebulan kemudian perwira itu justru mendapat promosi bintang 1 alias Irjen.
“Saya gak bisa spekulasi, biar Polresta yang melakukan penyelidikan. Cuman aneh juga kalau itu kejahatan biasa, kenapa yang ditarget kok saya. Karena saya juga gak bawa apa apa. TKP nya juga ramai,” tuturnya.
“Kalau menurut beberapa senior sih ini mungkin terkait dengan statmen statmen saya, mungkin hanya sekedar warning saya. Dengan 4 orang membawa 2 pucuk senjata tentu bukan hal sederhana,” lanjutnya.
Dia berharap seluruh pemangku kebijakan di Kota Malang memberikan perhatian atas peristiwa ini. Sebab menurutnya, Kota Malang dikenal aman dan kondusif. Kejadian penodongan senjata api ini tentu menurutnya sangat meresahkan masyarakat.
“Kalau orang awam pasti takutlah. Artinya kejahatan model gini kan banyak. Ini juga harus menjadi perhatian bagi pemerintah daerah bahwa kota kita yang terkenal aman dan nyaman ini ternyata juga masih ada kelompok kelompok kriminal bersenjata. Kalau lebih jauh kan ini juga KKB juga,” tandasnya.
Baca Juga Tugu Malang di Google News: (klik di sini)
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A