MALANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tidak hanya fokus pada penanganan kasus Covid-19. Tapi juga penanganan dampak dari pandemi, seperti pada anak-anak yang ditinggal orang tuanya karena COVID-19. Oleh karena itu, Pemkot Malang memberikan pendampingan dan fasilitasi.
Hingga November ini, Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang mencatat, ada 213 anak yang orang tuanya meninggal karena COVID-19. 185 anak di antaranya dianggap rentan karena masih balita hingga usia 15 tahun.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menyatakan, pihaknya berkomitmen menjaga anak-anak Kota Malang. Fasilitasi mulai program kesejahteraan, beasiswa pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Saat ini, pihaknya sedang memberikan pendampingan dan konseling untuk anak-anak tersebut.
“Kami sudah inventarisir siapa saja yang akan mendapatkan beasiswa. Ini kami pilah, karena mereka yang tidak mampu itu kami utamakan. Anak-anak ini perlukami perhatikan secara serius,” tuturnya kepada tugumalang.id.
Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang Dra. Penny Indriani, MM menjelaskan, Pemkot Malang berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melaksanakan pendampingan dan konseling, untuk anak yang ditinggal orang tuanya karena Covid-19. Kolaborasi, kata dia, juga Pemkot Malang lakukan dengan pihak lain kaitannya dengan kesejahteraan dan pendidikan anak.
“Kami kolaborasi dengan berbagai pihak. Termasuk dengan Pemprov Jatim, bagaimana anak-anak ini bisa mendapat perhatian serius,” jelasnya.
Penny menyebut, saat ini sudah ada 136 anak yang mendapatkan program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) dari Kemensos RI, yaitu bantuan uang tunai hingga Rp300 ribu. Memang, kata dia, hanya 136 anak tersebut yang lolos program dari Kemensos RI. Rinciannya, 84 anak yatim, 47 anak piatu, dan 6 anak yatim piatu. “Itu setelah dilakukan verifikasi. Jadi anak-anak ini tinggal sama siapa dan sebagainya dan sudah mendapatkan pendampingan konseling,” imbuhnya.
Kabid Rehabilitasi dan Perlindungan Jaminan Sosial Dinsos P3AP2KB Kota Malang Titik Kristiani menambahkan, bantuan uang tunai dari Kemensos RI didapat setiap bulan. Hanya saat ini, pihaknya masih menunggu arahan dan petunjuk dari kementerian. “Rencananya itu uang tunai Rp300 ribu untuk anak yang belum sekolah, dan Rp200 ribu untuk anak yang sekolah. Ini setiap bulan,” terangnya.
Saat ini, Dinsos P3AP2KB Kota Malang, kata Titik, terus memberikan perhatian kepada anak-anak tersebut. Seperti penyaluran bantuan uang tunai dan sembako dari kerja sama dengan PT. Pegadaian, Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF), dan lainnya kepada anak yang terdata.
“Tentu harapan kami pandemi Covid-19 segera reda sehingga tidak banyak dampaknya,” pungkasnya. (Ads)
Reporter: Feny Yusnia
Editor: Sujatmiko