MALANG – Peristiwa longsornya plengsengan Perum Griya Sulfat Inside menuai reaksi Wali Kota Malang. Sutiaji langsung meninjau lokasi kejadian pada Selasa (19/1/2021).
Dia turut berbelasungkawa dan berharap petugas SAR bisa segera menemukan titik terang terkait keberadaan korban.
Dalam waktu dekat, Sutiaji akan memanggil pihak pengembang perumahan terkait segala hal perizinan hingga AMDAL membangun perumahan di bibir sungai.
Dari hasil tinjauannya, sedari awal membangun rumah di lokasi bibir sungai, sudah seharusnya pengembang mengantisipasi potensi longsor. Termasuk mempertimbangkan kejadian luar biasa seperti faktor cuaca dan intensitas hujan.
”Nanti akan kita kroscek ke pengembang, soal perizinan dan lain-lain. Apalagi sekarang banyak bangunan di bibir sungai. Harusnya sudah tahu potensi bahayanya,” paparnya.

Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Hadi Santoso juga mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan terkait proses pembangunan kavling Perumahan Griya Sulfat Inside ini.
“Nanti akan kami ukur lagi pelanggarannya seberapa. Sebab, dari bibir sungai, harusnya kan 6 meter. Itu yang longsor kan jalan buntu dan akhirnya untuk parkir motor,” kata dia usai melakukan peninjauan.
Tercatat ada 3 rumah di lokasi kejadian yang rawan longsor karena jaraknya ke bibir sungai hanya 5 meter. Itu tidak sesuai ketentuan regulasi . Dalam kasus ini, sudah semestinya memperkuat kualitas dinding penahan.
“Nanti kami akan memanggil mereka (pengembang) untuk bertanggung jawab atas kejadian ini. Akan kita kroscek lagi kecocokan antara site-plan dan faktanya,” pungkasnya.
Banyak Ditemukan Retakan Pada Bangunan
Sementara menurut penuturan Abdul Karim, Ketua RT setempat menuturkan jika tanah plengsengan yang ambles merupakan tanah urukan. Kedalaman urukan itu, beber dia mencapai 12-15 meter.
Sejumlah bangunan rumah di dekat plengsengan, sejak lama mengalami keretakan dan hal itu cukup mengkhawatirkan. Pihak RT sendiri sebenarnya sudah akan mengajak pihak pengembang untuk bertemu. Karena ada saluran gorong-gorong yang pecah sehingga berpotensi menggerus tanah perumahan.
”Cuma belum sempat dan sekarang sudah kejadian. Jadi ada gorong-gorongnya pecah itu mungkin yang menggerus tanah sehingga tanahnya bergerak. Apalagi itu kan tanah urukan (awalnya), dalamnya ada 12-15 meter,” jelasnya.
”Sebelumnya, juga ada lagi keretakan baru dan korban (Roland, red) sudah memperbaikinya. Malah korban membuat kolam ikan juga,” imbuh dia.
Hingga saat ini, BASARNAS dan tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi pencarian korban. Istrinya, Yunijah sudah mengungsi di rumah warga yang lebih aman.
Selain itu, total 14 warga lain di sekitar lokasi kejadian turut mengungsi, untuk mengantisipasi kejadian yang sama. Apalagi ada laporan tanah dekat plengsengan tidak stabil.