Tugumalang.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang menggelar Training of Trainers (ToT) bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas se-Kota Malang pada Selasa (6/6/2023). Acara yang digelar secara offline di Hotel Grand Mercure Malang ini dalam rangka peningkatan literasi keuangan.
Beberapa pembicara kunci yang turut hadir di antaranya Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri, Komandan Kodim 0833/Kota Malang, Letkol Kav Heru Wibowo Sofa SH.M Han dan Kapolresta Malang Kota Kombes Pol. Budi Hermanto, S.I.L.,M.Si.
Training of Trainers (ToT) dimoderatori oleh Dewi Yuhana. Acara berlangsung dengan menghadirkan tiga pemateri di antaranya Frederik Alexander Rompies selaku Kepala Subbagian Pengawasan IKNB, Aloysius Suryadi selaku Ketua APPI Malang dan Aditya Permana selaku Financial Trainer & Relationship Manager PT Bank Mandiri Prioritas Malang Merdeka.
Sugiarto Kasmuri, Kepala OJK Malang, menyebutkan bahwa acara tersebut dilatarbelakangi adanya permasalahan yang ada di masyarakat yaitu investasi bodong.
“Maraknya investasi bodong, pinjaman online ilegal, dan sebagainya. Maka dari itu, sosialisasi kepada Babinsa dan Babinkamtibmas dapat menjadi bahan dalam mengedukasi kepada masyarakat terkait literasi keuangan,” ucap Sugiarto.
Kegiatan ini, kata dia, juga pertama kali diadakan di Indonesia dalam rangka bulan inklusi keuangan dan mematuhi arahan presiden. Adapun materi yang disampaikan meliputi Sosialisasi Pengenalan OJK, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), dan The Psychology of Money.
Waspada Investasi
Materi pertama disampaikan oleh Frederik Alexander Rompies selaku Kepala Subbagian Pengawasan IKNB. Alex, sapaan akrabnya, menyampaikan sosialisasi berupa pengenalan OJK, waspada investasi dan pinjaman online ilegal. Sesuai UU Nomor 21 Tahun 2011, OJK merupakan regulator dan pengawas lembaga jasa keuangan yang terintegrasi.
OJK mengawasi industri di bidang perbankan, IKNB, dan pasar modal. Tugas dan fungsinya adalah mengatur, mengawasi, dan melindungi industri yang diawasi oleh OJK. Selain itu, OJK melakukan pengawasan untuk produk dan layanan jasa keuangan lainnya berupa perasuransian, lembaga pembiayaan, dana pensiun, pegadaian, lembaga keuangan mikro (LKM), BPJS, fintech, dan LJK formal Lainnya.
Alex mengatakan literasi keuangan akan membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan serta pemahaman mengenai pengelolaan keuangan yang baik.
“Inklusi keuangan memberikan kemudahan dalam mengakses informasi dari berbagai lembaga, produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat,” kata dia.
Lebih lanjut, alex menjelaskan bahwa masyarakat harus mewaspadai fenomena investasi ilegal dan pinjaman online ilegal. Oleh karena itu, masyarakat harus memperhatikan informasi mengenai investasi dan pinjaman online.
“Kenali profil risiko pribadi dan tujuan investasi serta pinjaman online. Selain itu masyarakat juga harus memperhatikan legal (status perizinan-badan hukum dan produk) dan logis (imbal hasil wajar dan memiliki risiko),” katanya.
Selanjutnya materi mengenai Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) yang disampaikan oleh Aloysius Suryadi selaku BM Cabang Malang. Dia menjelaskan mengenai perusahaan pembiayaan yang memberikan fasilitas pinjaman kepada nasabahnya untuk berbagai keperluan kegiatan usaha.
Sesuai dengan POJK Nomor 35/POJK.05/2018 terdapat beberapa pembiayaan yang dilakukan yang meliputi pembiayaan investasi, modal kerja dan multiguna.
Materi terakhir disampaikan oleh Aditya Permana RFS, CHT selaku Financial Trainer & Relationship Manager PT Bank Mandiri Prioritas Malang Merdeka.
Adit memberikan materi mengenai The Psychology of Money. “Salah satu psychology of money yang kita alami tanpa sadar adalah kecenderungan kita untuk merelakan membeli barang dengan e-wallet ketimbang uang cash,” ujar Adit saat pemaparan materi.
Dia menjelaskan bahwa kepemilikan uang banyak disimpan di dompet digital dibandingkan dompet manual. Hal tersebut dipengaruhi oleh kecenderungan, bahwa menggunakan uang digital lebih mudah dan tidak ada rasa belonging of sense.
“Jika kita menggunakan uang cash, maka rasa belonging of sense yang kita miliki semakin besar terhadap uang tersebut,” katanya.
Psychology of money selanjutnya adalah Dedirot Effect, di mana kita akan memiliki kecenderungan untuk menginginkan sesuatu ketika kita sudah membeli barang yang kita inginkan.
“Contoh dedirot effect dapat kita lihat saat membeli barang di minimarket, pasti kasir akan menanyakan tidak sekalian dengan paket datanya kak?,” ujar Adit.
“Dalam membuat financial planning, Anda harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti tujuan, membuat rekening di luar rekening utama, serta cek portofolio Anda saat ini,” imbuhnya.
Penulis : Efryca Ayu Nabella & Rafida Tri Pitaloka (Magang)
Editor: Herlianto. A