Kota Batu, Tugumalang.id – 10 rumah di Dusun Brau, tepatnya di RT 01 RW 10, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu mengalami keretakan akibat tanah bergerak. Tak hanya rumah, bangunan sekolah satu atap hingga jalan dan persawahan juga retak-retak.
Peristiwa itu baru dilaporkan pada BPBD Kota Batu pada Sabtu (16/3/2024). Sebelumnya peristiwa itu juga terjadi pada Kamis (14/3/2024) sekitar pukul 13.00 WIB. Bahkan kejadian ini sebenarnya sudah terjadi beberapa kali dan warga di sekitar tanah bergerak juga diimbau pindah.
Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu mengatakan, kejadian tersebut terjadi akibat kondisi tanah yang jenuh akibat curah hujan tinggi. Kondisi tanah yang jenuh membuat tanah mengalami pergerakan dan membawa dampak negatif.
Baca Juga: Terancam Roboh Akibat Tanah Bergerak, Nasib Sekolah di Kota Batu Belum Jelas Hingga Kini
Total ada 10 rumah warga terdampak retak dengan dimenai berkisar antara 10 sampai 18 sentimeter. Tak hanya itu, tembok bangunan SD SMP Satu Atap Brau juga mengalami keretakan.
”Beberapa lahan persawahan juga mengalami retak dan juga jalan aspal mengalami ambles sekitar 20 hingga 30 sentimeter. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ungkap Agung, Minggu (17/3/2024).
Pasca dilaporkan, BPBD Kota Batu telah melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan relokasi area dan bangunan terdampak. Saat ini, pihaknya bersama warga sudah melakukan penutupan sementara jalan aspal yang retak.
Baca Juga: Ngeri! Warga Satu Desa di Bawah Bukit Paralayang Kota Batu Hidup di Atas Tanah Bergerak
Lebih lanjut, Agung mendorong agar opsi alih fungsi kawasan rawan tanah bergerak itu segera mendapat tindak lanjut. Pasalnya, dari hasil kajian PVMBG, BPBD Provinsi dan Geologi UB, kawasan tersebut memang tidak direkomendasikan untuk ditempati karena kondisi tanah yang labil.
Selama ini, meski ancaman bencana itu menghantui warga sekitar, namun aktivitas di sana tetap berjalan. Terakhir, pada akhir 2022, bangunan sekolah di sisi selatan terdiri dari ruang guru, ruang kepala sekolah dan toilet mengalami keretakan parah. Terutama pada bagian atap, dinding hingga lantai.
”Selain relokasi, kami merekomendasikan alih fungsi kawasan menjadi daerah konservasi tangkapan air dan rekayasa teknis penguatan struktur tanah guna pemanfaatan kawasan dengan pelibatan penelitian sivitas akademi,” jelasnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
editor: jatmiko