Tugumalang.id – Malang tak hanya dikenal dengan wisata alam, namun juga wisata edukasi seperti Museum. Salah satunya yakni Museum Zoologi Frater Vianney Malang yang memiliki 12.000 koleksi satwa, mulai dari hewan laut avertebrata hingga mamalia vertebrata.
Begitu memasuki museum, pengunjung akan langsung disambut dengan ratusan koleksi kerang berbagai spesies yang tertata rapi di meja dan lemari kaca. Lalu di sebelah kiri tampak opsetan Harimau Sumatera yang mengagumkan.
Lokasi Museum Zoologi Malang ini cukup dengan pusat Kota Malang, tepatnya berada di Jl Mahameru VE No 10, Tidar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Pengunjung yang datang tak hanya bisa belajar tentang satwa, namun juga bersantai di sekitar kebun jeruk dan taman bermain.
Sejarah Museum Zoologi Frater Vianney Malang
Bangunan museum yang didirikan pada tahun 1998 ini awalnya hanya untuk sekolah di bawah naungan Yayasan Mardi Wiyata. Namun karena banyaknya masukan, akhirnya museum diperuntukkan untuk umum pada 2004.
Museum Zoologi Malang ini baru diresmikan pada 24 November 2004 oleh Dirjen Konservasi Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan. Bangunan dua lantai ini terletak di tepi perkebunan jeruk.
Baca Juga: Asyiknya Wisata Petik Jeruk Malang, Bisa Bawa Pulang Sepuasnya
Berdirinya museum tak lepas dari peranan penting Frater M Clemens, BHK. Semua spesies yang dipamerkan adalah jerih payah Clemens mengumpulkan ribuan awetan satwa. Mulai dari kerang hingga berbagai spesies mamalia.
Frater M Clemens merupakan pria asal Flores yang begitu cinta dengan alam dan ilmu pengetahuan. Pria dengan nama asli Johanes Djuang Keban itu disebut sebagai ahlinya ular.
“Aslinya fokusnya ular sehingga disebut herpitolog. Jadi orang yang ahli ular,” tutur Denise Resiamini Praptaningsih, salah satu petugas sambil merapikan koleksi museum saat ditemui di lokasi.
Denise sendiri merupakan guru SMAK Frateran Malang yang mengabdi dan menjadi pengelola Museum Zoologi Malang. Ia lalu menjelaskan bahwa Clemens akhirnya mengumpulkan berbagai jenis biota laut karena rumahnya tak jauh dari pesisir pantai.
Baca Juga: Wisata Lembah Gunung Sari Malang, Surga Tersembunyi di Desa Kucur
Clemens lalu merintis museum bersama gurunya, Frater M Vianney yang juga seorang ahli ular. Nama Vianney pun diabadikan menjadi nama museum. Frater Clemens, pendiri museum yang juga menjadi biarawan Bunda Hati Kudus ini meninggal dunia pada Februari 2022.
“Hingga kini Museum Zoologi Freter Vianney terus melakukan pengembangan fasilitas agar dapat menaikkan akreditasi,“ jelas Denise.
Ia mengungkapkan saat ini pengakuan terhadap museum masih dalam status akreditasi C oleh kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Fasilitas dan Layanan di Museum Zoologi Freeter Vianney Malang
Telah ada buku referensi yang juga dilengkapi QR code sehingga pengunjung yang masih penasaran dapat memperoleh informasi lebih luas melalui website. QR Code ini dikembangkan oleh mahasiswa Politeknik Negeri Malang. Sedangkan Website dikembangkan oleh mahasiswa UM.
• Melihat Ribuan Koleksi Awetan Satwa
Awetan tulang-tulang dan beragam jenis kerang yang telah dikumpulkan sejak 1940an itu dapat diamati oleh penunjung lewat lemari kaca. Di lantai 1, Anda akan menjumpai beragam jenis kerang hingga kepala rusa, banteng hingga badan utuh harimau sumatera.
Beranjak ke lantai dua, pengunjung akan menemukan beberapa specimen langka seperti lemur terbang dan penyu hijau yang terawetkan dengan baik. Juga terdapat awetan berbagai spesies kumbang, ular, trenggiling, rusa, kancil dan masih banyak lagi.
• Paket Pembelajaran Anak Segala Jenjang
Tempat ini memang menjadi tempat belajar bagi anak berbagai usia. Harga paket belajar Museum Zoologi pun tergolong murah. Untuk anak usia TK, hanya dikenai Rp 17.500 per anak. Sedangkan usia SD hingga Perguruan Tinggi dikenai biaya mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 25.000.
Bagi sekolah yang ingin membawa muridnya ke Museum Zoologi, terdapat minimal jumlah siswa untuk syarat bisa mengambil paket belajar, yakni minimal 20 orang siswa.
• Berinteraksi dengan Satwa
Pembelajaran tak melulu soal mendengarkan materi dan mengamati. Di Museum Zoologi ini siswa akan diajak berinteraksi langsung dengan beberapa hewan yang masih hidup dan dipelihara dengan baik seperti ular dan iguana.
• Petik Jeruk dan Bersantai di Taman
Setelah lelah belajar, para siswa atau pengunjung dapat bersantai di taman depan museum. Di sekitar museum memang telah ditanami pohon jeruk yang buahnya bisa dipetik oleh pengunjung. Bila masih kurang, di daerah Dau ini juga banyak wisata petik jeruk yang bisa dikunjungi.
• Membawa Pulang Oleh-Oleh
Pengelola tak hanya melakukan perawatan awetan. Namun juga mengembangkan sarana pendidikan lainnya seperti buku. Selain untuk media pembelajaran, buku ini juga menjadi alternatif penghasilan museum. Pengunjung juga bisa membeli kaos khas Museum Frater Vianney dengan harga terjangkau.
Penulis: Imam A. Hanifah
Editor: Herlianto. A