MALANG, Tugumalang.id – Kota Malang memiliki sejarah yang panjang dan mendalam. Penamaan Kota Malang masih menjadi misteri dan tanda tanya hingga diperdebatkan oleh para ahli sejarah.
Menurut sejarah nama Malang pertama kali muncul pada sebuah Prasasti bernama Prasasti Pamotoh/Ukirnegara yang ditemukan pada 11 Januari 1975 di Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
Menurut isi dari prasasti tersebut, nama Malang merujuk pada sebuah daerah di Timur Gunung Kawi. Walaupun penggunaan nama Malang telah ada sekitar abad ke-12 Masehi, hingga kini masih belum bisa dipastikan asal muasalnya. Ada dua teori yang diyakini menjadi asal-usul nama Kota Malang.
1. Malangkucecwara
Salah satu teori menyebutkan bahwa Kota Malang memilki sebuah nama lengkap yaitu Malang Kucecwara yang memiliki makna bahwa Tuhan akan membantu kita menaklukkan yang bathil (jahat).
Baca Juga: Museum Pendidikan, Menelusuri Jejak Sejarah Perkembangan Pendidikan di Kota Malang
Nama Malangkucecwara terdiri atas tiga unsur kata yaitu mala yang artinya kepalsuan, kebatilan, dan kecurangan, angkuca yang berarti membinasakan atau menghancurkan, dan icwara yang memiliki arti Tuhan.
Penamaan Malangkucecwara merujuk pada sebuah bangunan yang ditulis dalam sebuah prasasti bernama Prasasti Mantyasih tahun 907 Masehi.
Menurut sebuah buku yang berjudul The Miracle of Language karangan Moses Adesan Mihaballo, Sriyana, dan Heru Susanto, menuliskan bahwa masih belum menemukan titik pasti lokasi bangunan tersebut.
Namun menurut para ahli lainnya, bangunan suci tersebut terletak di daerah Tumpang, Kabupaten Malang tepatnya di sebuah desa bernama Malangsuka.
Hal ini diperkuat dengan adanya bukti peninggalan-peninggalan zaman dahulu seperti Candi Jago dan Candi Kidal yang termasuk ke dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Singhasari pada saat itu.
Di sisi lain, beberapa pihak mengatakan bangunan Malangkucecwara terletak di sebuah daerah bernama Gunung Buring, tepatnya di sebelah timur Kota Malang.
2. Misi Kerajaan Mataram
Teori kedua berdasarkan pada sejarah penyerangan oleh Kesultanan Mataram ke Malang yang dipimpin oleh Tumenggung Alap-Alap pada tahun 1614 Masehi.
Menurut laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, sejarah ini bermula dari kisah Sultan Agung yang memiliki ambisi kuat untuk menguasai seluruh wilayah Pulau Jawa dibawah kekuasaan Raja Mataram.
Baca Juga: Pasar Tradisional Malang, Napak Tilas Sejarah di Tengah Dinamika Kota
Taktik penguasaan tersebut dimulai dengan menguasai wilayah-wilayah kecil termasuk Kota Malang.
Oleh karena itu, Sultan Agung mengerahkan sekitar 8000 pasukannya yang terbagi kedalam tiga kelompok dengan Tumenggung Alap-Alap sebagai salah satu pimpinannya.
Saat itu Tumenggung Alap-Alap memimpin jalur tengah menemukan kesulitan selama melewati wilayah Ngantang dengan wilayah yang terjal dan beresiko.
Ia harus melewati lima gunung yang terbentang luas yaitu Gunung Penangguhan, Gunung Arjuno, Gunung Anjasmoro, Gunung Kawi, dan Gunung Kelud serta dua sungai panjang yaitu Sungai Brantas dan Sungai Metro.
Ketika pasukan tersebut memasuki wilayah Malang, pasukan disambut dengan ribuan pohon yang telah tumbang dengan sengaja untuuk menutupi jalur ke Kota Malang.
Pasukan di bawah Tumenggung Alap-Alap juga harus melawan pasukan yang dipimpin oleh seorang Bupati Malang pada saat itu bernama Ronggosukmo.
Dibawah pimpinan Bupati Ronggosukmo dengan jumlah pasukan yang lebih kecil, pasukan Tumenggung Alap-Alap berhasil dipukul mundur.
Sejak peristiwa tersebut, daerah yang bernama Malangkucecwara semakin dikenal dengan nama Malang yang memiliki makna penghalang.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Nama Penulis : Shahrul Hazni (Magang)
Editror: Herlianto. A