MALANG – Primitive Chimpanzee (PC) adalah satu dari banyak band cadas dan kocak legendaris asal Malang. Lama tak tampak, PC yang meramaikan geliat skena underground Kota Malang sejak 1997 ini kembali menggedor blantika musik bawah tanah, dengan merilis album baru bertajuk ‘Ruja’.
Bincang santai membedah album ketiga milik PC ini berlangsung di salah satu kafe di Kota Malang, Sabtu (30/1/2021). Usut punya usut, Ruja ternyata adalah bahasa walikan dari kata Ajur, yang artinya sesuai konteks tema album lebih kurang berarti kacau-balau.
Menurut sang vokalis PC, Agus Moron dalam sesi bedah album itu, tema album ini berangkat dari respon mereka dalam menyikapi pandemi virus corona. Nyatanya mampu membuat seisi dunia kacau-balau.
”Sebenarnya kalau konsep album ini sudah ada sejak sebelum pandemi, sekitar 2014-2015. Tapi rupanya cocok dengan situasi kondisi pandemi sekarang. Mulai musik dan liriknya,” ujarnya.
Moron menyebutkan, banyak pihak yang terdampak akibat pandemi ini. Sebut saja mulai banyak pekerja kena PHK, perdagangan surut dan masih banyak lagi efek domino lainnya yang masyarakat rasakan.
”Terus terang, personil kami juga mengalami dampaknya. Saya sendiri susah cari kerja. Buka usaha konveksi tapi sudah sepi, omzet berkurang. Ajur! Akhirnya dari celetukan itulah kami bikin jadi judul album,” paparnya.
Lebih jauh, terkait materi musik di album ketiga ini, Moron mengatakan hendak melepas predikatnya sebagai band hardcore, sebagaimana ia mulanya popular dengan nama PCHC (Primitive Chimpanzee Hardcore). Kini, PC lebih pede dengan karakter musikalitasnya sendiri.
Moron sadar sepenuhnya, sejak album kedua, ramuan musik PC tak hanya hardcore, tapi juga dari hasil eksplorasi mereka dengan genre musik lain. Meski memang, aku Moron, kemunculan PC juga berangkat dari musik dan skena hardcore yang mempengaruhi sebagian besar personil.
”Bicara karakter musik kita sih sebenarnya blend dari banyak genre. Mulai punk, hardcore dan thrash metal, dan jadilah namanya Crossover, aslinya. Seperti Dirty Rotten Imbeciles. Tapi kami tetap gak ingin melabelinya musik apa, bebas. Musik kami ya PC,” tegasnya.
Bicara di album ini, PC menyajikan total 14 lagu. Ada 2 judul andalan mereka yang cocok dengan situasi kondisi saat ini. Judulnya Ruja dan Penyakiten. Judul Ruja, kata Moron berkisah tentang dampak pandemi ini bagi kehidupan sekitar mereka.
Sementara, untuk judul Penyakiten juga bicara soal wabah. Kata Moron, saat ini semua orang seolah penyakitan karena setiap orang punya potensi untuk tertukar dan menularkan virus. Tapi ada optimisme.
”Ayo kita tetap survive dan tetap semangat hidup meski dalam keterbatasan kondisi saat ini. Hadirnya album ini, juga adalah bentuk semangat itu,” tuturnya.