MALANG, Tugumalang.id – Program Studi (Prodi) Kedokteran menjadi salah satu Prodi yang memiliki banyak peminat dan membutuhkan biaya cukup besar untuk menyelesaikan studi dibandingkan Prodi lainnya.
Meski demikian Kedokteran tetap menjadi salah satu Prodi yang paling banyak dilirik karena prospek cerah lulusannya di bidang kesehatan maupun industri kesehatan. Hal itulah yang kemudian membuat Kedokteran menjadi Prodi favorit bagi calon mahasiswa dengan tingkat persaingan cukup ketat.
Sementara alasan mengapa Kedokteran identik dengan biaya yang mahal tidak terlepas dari biaya praktikum cukup tinggi dan juga persaingan ketat di dunia kesehatan atau medis.
Akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang (FK UB), dr. Syifa Mustika, SpPD, KGEH mengatakan mahalnya biaya studi Kedokteran dibandingkan prodi lain disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor pertama mahalnya biaya kuliah kedokteran karena kebutuhan praktikum yang akan dilakukan oleh mahasiswa selama menempuh perkuliahan. Biaya yang mahal tersebut nantinya dialokasikan untuk keperluan biaya pengajaran dan kebutuhan penunjang kegiatan praktikum.
Baca Juga: Harap Dicatat! Berikut Biaya Kuliah di Polinema Jalur SNBP Tahun Akademik 2024-2025
“Biaya kuliah kedokteran bisa mahal dari prodi lain karena melibatkan banyak faktor, termasuk biaya pengajaran, peralatan medis, laboratorium, praktik klinis di RS (Rumah Sakit) atau Puskesmas yang melibatkan pasien dan pengajaran langsung oleh profesional medis,” ungkap Syifa kepada Tugumalang.id, Senin (6/5/2024).
Sementara faktor kedua mahalnya biaya kuliah kedokteran adalah dibutuhkannya sumber daya pendidik yang berkualitas. Sehingga mau tidak mau dibutuhkan biaya yang lebih mahal untuk melibatkan tenaga pendidik profesional dan berkompeten.
Ditambah dengan fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran di Prodi Kedokteran yang cukup mahal sehingga hal itu berimplikasi pada biaya perkuliahan.
Baca Juga: Daftar Biaya Kuliah Fakultas Teknik di 7 Kampus Kota Malang
“Selain itu, program kedokteran memerlukan banyak sumber daya seperti dosen yang berkualitas tinggi dan fasilitas laboratorium yang canggih. Butuh juga praktikum-praktikum yang semuanya memengaruhi biaya kuliah,jadi lebih mahal. Belum lagi masa pendidikan yang lebih lama,” bebernya.
Seperti diketahui setidaknya dibutuhkan waktu paling cepat 10-11 tahun untuk bisa menjadi dokter spesialis.
Rentang waktu tersebut dimulai dari menyelesaikan masa pendidikan dokter selama 4-5 tahun. Kemudian menyelesaikan program pendidikan dokter spesialis yang ditempuh kurang lebih selama 4 tahun bahkan lebih, tergantung pada jurusan yang diambil.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
editor: jatmiko