MALANG, Tugumalang.id – Artikel berikut menyajikan informasi seputar sejarah Stasiun Lawang (LW) sebagai salah satu stasiun kereta api di Kabupaten Malang.
Stasiun Lawang berada di Jalan Thamrin Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur dan mulai beroperasi pada tahun 1879 seiring dengan dibukanya jalur kereta api Surabaya-Malang.
Stasiun Lawang berada di ketinggian kurang lebih +491 M dengan jarak 74,6 kilometer dari Stasiun Surabaya Gubeng dan termasuk dalam Daerah Operasi (Daops) VIII Surabaya.
Baca Juga: Menelisik Sejarah Stasiun Singosari Kabupaten Malang, Jejak Peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda
Stasiun ini memiliki 3 jalur yakni jalur 1 digunakan untuk sepur lurus kemudian jalur 2 dan 3 sebagai jalur persilangan kereta api.
Fakta unik dari Stasiun Lawang adalah merupakan stasiun paling besar di Kabupaten Malang dan lokasinya paling utara sehingga menjadi pintu gerbang menuju ke Malang dari arah Surabaya atau Bangil.
Luas bangunan stasiun 818 meter persegi sedangkan untuk luas lahan stasiun sebesar 1.232 meter persegi.
Keberadaan Stasiun Lawang juga tak dapat dilepaskan dari proyek pembangunan jalur kereta api dari Bangil-Sengon-Malang milik perusahaan kereta api milik Pemerintah Kolonial Belanda, Staatsspoorwegen (SS) yang dikerjakan dari tahun 1878-1879.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Sewa Motor Malang Dekat Stasiun Paling Murah dan Terpercaya
Keberadaan Stasiun Lawang menjadi saksi dari perjalanan perdagangan dari wilayah Malang berupa hasil pertanian dan perkebunan menuju Surabaya sebagai pusat perdagangan di Jawa Timur saat itu.
Sampai saat ini, bangunan Stasiun Lawang masih mempertahankan gaya arsitektur Belanda dan telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) Persero melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Bangunan Stasiun Lawang juga menjadi bangunan tertua yang ada di wilayah Kecamatan Lawang.
Meski hanya stasiun kecamatan namun Stasiun Lawang memiliki bangunan yang cukup besar karena pada zaman Pemerintah Kolonial Belanda, banyak orang Eropa yang datang dan singgah di Lawang.
Karena udaranya yang sejuk dan lokasi Lawang cukup strategis di antara dua kota besar di Jawa Timur yakni Malang dan Surabaya.
Sehingga dahulu Stasiun Lawang cukup ramai. Hal itu pun bisa dilihat dari emplasemen yang hampir sama dengan stasiun yang berada di ibukota kabupaten.
Peron stasiun ditutupi oleh langit-langit yang terbuat dari seng berkualitas yang ditopang oleh rangka kayu pilihan membuat bangunan semakin kokoh.
Lokasi stasiun bisa dibilang cukup strategis karena bersebelahan langsung dengan Jalan Raya Surabaya-Malang. Selain itu, dari Stasiun Lawang cukup dekat ke lokasi wisata Kebun Teh Wonosari.
Sampai saat ini Stasiun Lawang melayani keberangkatan kereta lokal seperti Tumapel dan commuter line, Penataran. Selain itu juga kereta api antar kota seperti Jayabaya tujuan Malang-Jakarta Pasar Senen dan Tawang Alun tujuan Malang-Banyuwangi, serta Arjuno Ekspress tujuan Surabaya Gubeng-Malang.
Demikian sejarah Stasiun Lawang sebagai stasiun kereta api terbesar di wilayah Kabupaten Malang. Semoga informasi ini bermanfaat!.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Bagus Rachmad Saputra
Editor: Herlianto. A