MALANG – Mahasiswa dan alumni Universitas Islam Malang (Unisma) semakin mengharumkan nama perguruan tinggi swasta ini di kancah internasional. Pasalnya, keduanya menjadi setengah dari 4 perwakilan Indonesia yang akan didelegasikan ke Czeh Republik, Eropa melalui program Dejavato Foundation.
Mereka ialah Mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran (FK) Unisma, Haykal Hasanal Murod dan Alumnus Unisma sekaligus relawan Dejavato Foundation, Dr Ima Widiyanah.
“Ini suatu prestasi yang membanggakan di tingkat internasional. Dimana dari 4 delegasi itu, dua dari Jawa Tengah dan dua di antaranya lagi dari Unisma. Satu ialah mahasiswa, satu lagi merupakan alumni S1 dan S2 di Unisma. Disana nanti mereka akan bertemu dengan delegasi dari berbagai negara,” ujar Rektor Unisma, Prof Maskuri Msi, Rabu (19/1/2022).
Menurut Maskuri, keduanya dinyatakan lolos seleksi dengan sangat ketat untuk mewakili Indonesia mengikuti pelatihan non-formal education training di Czeh Republik, pada 17 sampai 26 Januari 2022. Terlebih, para peserta juga mendapatkan fasilitasi berupa pendanaan dari program Erasmus+ Uni Eropa.
Adapun, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama Unisma dengan Dejavato Foundation. Sebelumnya, Unisma juga telah melaksanakan webinar bersama Direktur Dejavato Foundation, Ketut Purwantoro dengan tajuk Informal Evolution (Integration of non-formal education approach to the formal education system).
“Kegiatan pelatihan tahap pertama merupakan pelatihan dasar yang dilaksanakan di Cekoslovakia. Selanjutnya juga akan berlanjut ke tahapan pelatihan kedua di Jerman pada bulan April 2022 mendatang dan bagian akhir programnya dilaksnakan bulan September 2022 di Filipina,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Unisma, Dr Imam Wahyudi Karimullah SS MA menambahkan sebelum dinyatakan lolos, dua delegasi itu harus bersaing ketat dengan banyak calon peserta di tingkat nasional hingga dari berbagai penjuru dunia.
“Jadi seleksi yang diikuti mahasiswa Unisma ini mengikuti proses seleksi yang ketat tingkat nasional. Sebelum itu, mereka juga di seleksi di tingkat universitas. Kami minta delegasi dari setiap fakultas, kemudian kami saring karena kuotanya terbatas,” imbuh Imam.
Proses seleksi tersebut berlangsung selama kurang lebih 2 minggu dengan mengacu pada beberapa aspek ketentuan. Yakni aspek bahasa asing, aspek leadership dan program yang akan dibawakan.
“Mahasiswa FK Unisma kami, membawa program tentang bagaimana membuat program pendidikan non-formal untuk kesehatan masyarakat. Sehingga pesan kesehatan masyarakat itu bisa tersampaikan tidak hanya formal tapi juga non formal,” terangnya.
Reporter: Feni Yusnia
Editor:jatmiko