Tugumalang.id – Tidak adanya aksi turun ke jalan dalam peringatan May Day 2023 di Malang, Jawa Timur, ditanggapi oleh Lutfi Chafidz, Komite Front Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI).
Pria yang kini menjadi ketua FPBI seluruh Indonesia ini menjelaskan bahwa terdapat beberapa alasan mengapa para buruh tak melakukan aksi dalam May Day kali ini.
Pertama, ia menuturkan bahwa banyak perusahaan yang terpaksa harus merumahkan para tenaga kerja pasca wabah pandemi Covid-19.
“Para pengusaha memilih jalan efisiensi alias pengurangan tenaga kerja, dan itu jumlahnya tidak sedikit. Sehingga buruh yang tersisa diharapkan bisa bertahan dan mampu menghidupkan perusahaan agar nantinya bisa kembali menerima buruh yang dikeluarkan,” jelasnya lewat sambungan telepon.
Baca Juga: Kenapa Hari Buruh Harus Demo? Begini Sejarahnya
Menurutnya, pemerintah tak bisa berbuat apa-apa selain mengamini sikap perusahaan karena kondisi ekonomi yang belum pulih. Hingga hari ini, banyak perusahaan yang belum bisa pulih. “Bahkan tak sedikit yang mati,” tukasnya.
Dalam keterangan lebih lanjut, menurut pria yang pernah menjadi koordinator FPBI Malang ini, pengusaha sudah tak takut lagi dengan gerakan aksi masa. Pemerintah pun telah terbiasa. Kondisi buruh juga kian terjepit dengan aturan yang makin tak memihak buruh.
Apalagi dengan tuntutan buruh yang ia nilai masih normatif seperti upah yang memang sudah diatur oleh undang-undang sehingga sudah seharusnya dilaksanakan oleh perusahaan.
Baca Juga: Hari Buruh 2023 Tanpa Aksi Buruh di Malang, Kenapa?
“Kalau kita berharap pada payung undang-undang, UU itu tidak menguntungkan buruh. DPR itu gak pernah jadi buruh. Jadi UU ya gak bela buruh. Apa sekarang ada UU yang menguntungkan buruh?,” ujarnya bertanya.
Ia pun menyebut bahwa UU Outsourcing yang makin meluluhlantahkan kondisi buruh pasca gelombang PHK karena Covid-19.
Dalam peringatan May Day 2023 ini, ia mengajak para buruh mengubah gerakan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada. Dengan situasi ekonomi seperti ini, pihaknya berharap ada perubahan gerakan lama menuju gerakan baru yakni menjadi mandiri.
Ia ingin agar buruh mulai berpikir untuk berwirausaha. Dengan cara ini, para buruh tidak akan khawatir dengan PHK yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Dengan tiadanya gerakan aksi masa dalam peringatan May Day 2023, ia menyatakan bahwa bukan berarti tidak ada konsolidasi dalam gerakan buruh. “Tapi jangan dianggap kalau tidak akan melawan,” ujar pria yang 25 tahun aktif dalam gerakan buruh tersebut.
Reporter: Imam A. Hanifah
Editor: Herlianto. A