MALANG, Tugumalang.id – Malang Creative Center (MCC) digadang-gadang menjadi inkubator pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang nantinya bisa mengantar Kota Malang menjadi kota kreatif dunia. Kota Malang ditargetkan menjadi kota kreatif dunia yang diakui UNESCO di tahun 2025 mendatang.
“Di tahun 2025, Kota Malang memiliki misi menjadi kota kreatif dan bukan sekedar kota yang memiliki ekonomi kreatif,” kata Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso saat pembukaan Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) di Hotel Aria Gajayana, Jumat (17/11/2023).
Ia kemudian menjabarkan bahwa langkah-langkah menuju kota kreatif dunia ini telah ditempuh sejak tahun 2016. Target menuju kota kreatif dunia ini diharapkan bukan sekedar titel, namun memang menunjukkan bahwa ekonomi kreatif bisa menjadi penggerak utama aktivitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kontribusi ekonomi kreatif di Kota Malang sangat luar biasa. Di tahun 2022, pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 10,01 persen,” kata Erik.
Baca Juga: Sutiaji Targetkan Malang Creative Center Terisi 75 Persen Sebelum Diresmikan
Erik pun menyebut terdapat 14 program prioritas dalam Perwal Rencana Aksi Ekraf 2024-2028. Salah satunya adalah dengan menginisiasi, merevitalisasi, dan mengembangkan sarana/tempat berbasis industri kreatif. “Perwal Rencana Aksi Ekraf 2024-2028 ini menjadi salah stau quick win untuk menjaga kesinambungan tumbuh kembang ekosistem ekonomi kreatif Kota Malang,” kata Erik.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang, Eko Sri Yuliadi kemudian menjelaskan peran MCC dalam menjadikan Kota Malang sebagai kota kreatif dunia. Menurutnya, MCC bisa menjadi wadah bagi semua warga Kota Malang untuk mengembangkan kreativitas mereka masing-masing.

MCC menyediakan sarana prasarana yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku ekonomi kreatif untuk menimba ilmu dan mengasah keterampilan. Gedung yang berada di Jalan A Yani, Kecamatan Blimbing, Kota Malang tersebut memiliki delapan lantai yang memfasilitasi 17 sektor ekonomi kreatif, yaitu pengembangan permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fashion, kuliner, film animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi.
Baca Juga: Resmikan MCC, Gubernur Jatim Khofifah: Ini Episentrum Job Creator Malang
“Visi MCC adalah menjadi creative hub, research, dan development, serta rumah bersama bagi para pelaku ekonomi kreatif dalam rangka menumbuhkan budaya kreatif menuju kreativitas dalam berserikat, bermartabat, dan bermukafat,” paparnya.

Ia kemudian menjabarkan misi MCC adalah mendorong percepatan penyusunan database pelaku ekonomi kreatif, peningkatan SDM yang kreatif, mendorong penyerapan tenaga kerja di sub sektor ekonomi kreatif, meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara umum dan ekonomi kreatif secara khusus.
Hingga saat ini, diperkirakan terdapat 80 ribu pelaku ekonomi kreatif di Kota Malang. Usai dilakukan kurasi, diketahui terdapat 21 ribu pelaku ekonomi kreatif dan baru 6 ribu di antaranya yang memiliki izin. Melalui MCC, pelaku ekonomi kreatif tak hanya bisa mengasah keterampilan, tetapi juga mendapat informasi terkait agensi, lisensi, permodalan, dan informasi pasar.
Eko kemudian meluruskan asumsi bahwa MCC dibangun untuk menciptakan usaha kecil menengah (UKM). Ia menjelaskan bahwa MCC merupakan inkubator untuk membangun SDM, khususnya pelaku ekonomi kreatif.
“MCC dibangun bukan untuk menciptakan UKM, melainkan untuk membangun SDM,” ujarnya.
Hingga saat ini, MCC telah menjadi tempat bagi 2.550 events dan mewadahi 2.230 pelaku ekonomi kreatif. Secara keseluruhan, terdapat 191.598 penerima manfaat dan 153 kolaborator.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko