Tugumalang.id – Tempat studi budaya yang relatif lengkap di Kota Malang salah satunya ada di Kampung Budaya Polowijen (KBP). Mulai dari seni tari, musik angklung, karawitan, pedalangan hingga kerajinan topeng batik ada di kampung ini.
Maklum Polowijen selain sebagai kampung budaya juga merupakan daya tarik wisata budaya di Kota Malang.
Bagi mahasiswa Prodi Seni Rupa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya, KBP merupakan tempat yang paling cocok untuk eksplorasi mengembangan bakat seni utamanya seni kriya. Pada Minggu (13/11) 30, mahasiswa calon seniman itu berkunjung ke KBP.
Mereka belajar membuat Topeng Malang dari Kayu. Bakalan topeng kayu sudah dibentuk muka dan di gambar, mahasiwa tinggal mengukir mahkota topeng saja.
Ki Demang, penggagas KBP merasa senang jika ada generasi muda yang peduli belajar membuat kerajian kayu topeng Malang. “Yang membuat berbeda Topeng Malang dengan daerah lainnya karena Topeng Malang itu realis dan estetik lebih kaya akan ragam hias,” katanya Ki Demang.
Menurutnya, hampir 74 karakter topeng ragam hias mulai dari mahkota, sumping, rambut warna cat berbeda beda itulah ciri khas Topeng Malang.
Sejarah penggunaan topeng sudah ada di masa Kerajaan Kanjuruhan, di mana Raja Gajayana memakai topeng sebagai kegiatan ritual. Demikian pula masa Kerajaan Singhasari,. Raja Kertanegara juga mengenakannya.
“Baru di masa Hayam Wuruk, Raja Majapahit, topeng dipentaskan sebagai pertunjukan dan kesenian rakyat. Sementara itu di masa kolonial Topeng Malang mengangkat epos Panji sebagai seni pertunjukan di masa Empu Topeng yang tersohor Mbah Reni,” terang Ko Demang.
Fatmawati, dosen pendamping 30 mahasiswa Seni Rupa FIB UB, imenyampaikan bahwa pentingnya generasi muda bisa membuat topeng dari kayu untuk regenerasi agar tidak punah.
“Kalau hanya mereplika topeng dengan media lain itu banyak, tapi topeng kayu itu unik dan handmade, punya nilai karya seni tinggi,” kata dia.
Menurutnya, UB punya kepentingan untuk mendorong ini bukan sekedar kerajian biasa tetapi kerajinan pelestarian seni dan tradisi.
Fatmawati juga menambahkan perlunya kerajian Topeng Malang dielaborasi dengan kerajian lain sehingga bisa jadi souvenir atau cendramata khas Malang. Tentu ini butuh promosi yang kuat, dukungan kebijakan serta bantuan UMKM di samping pembinaan para seniman yang sudah bersusah payah melestarikan topeng Malang
Dalam latihan membuat topeng, sebanyak 30 mahasiswa di KBP dipandu oleh Surpriyono dan Sutono penopeng asli KBP dan dibantu oleh Lyhong nama asli muhammad Sugeng seniman topeng dari Jabung.
Meuidna Dian, seniman topeng dari Kedungmonggo. Para seniman topeng ini selain pandai membuat topeng, mereka juga penari topeng yang handal yang pernah mendapatkan penghargaan seniman topeng di Kabupaten Malang.
Editor: Herlianto. A