Tugumalang.id – Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan membuat sektor wisata terdampak. Kunjungan wisatawan menurun mengakibatkan pendapatan rupiah di sektor ini berkurang signifikan.
Menghadapi tantangan tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang (UM) menggelar Pelatihan Eduwisata Virtual di Aula Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, pada Minggu 22 Agustus 2021.
Pelatihan itu diikuti oleh 25 anggota Karang Taruna RW 03 Dinoyo, Paguyuban Pengrajin dan Pedagang Keramik Dinoyo, Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kampung Wisata Keramik Dinoyo, serta Karang Taruna Kelurahan Dinoyo.
Pada kesempatan itu, Dr Azizatuz Zahro’ MPd selaku ketua program pengabdian tersebut menyatakan bahwa keramik Dinoyo harus dihayati sebagai produk budaya unggulan Kelurahan Dinoyo yang sudah menasional.
“Maka sejarah keramik Dinoyo sebaiknya diketahui warga Dinoyo, khususnya anak muda. Dari sejarah, kita dapat membuat narasi menarik yang dapat diunggah di media sosial keramik Dinoyo, sebagai edukasi pada masyarakat luas,” ujarnya.
Pada acara pelatihan tersebut, disampaikan juga materi tentang merancang spot foto yang membantu pelaku wisata mengenali potensi dan keunikan kampung keramik Dinoyo yang dapat dijadikan konten media sosial.
“Hari-hari ini, spot foto menjadi bukti keunikan suatu kampung wisata dan dapat menjadi daya tarik untuk mengunjungi lokasi wisata tersebut,” tutur Dr Ari Ambarwati SS MPd selaku salah satu pemateri.
Pemateri lain yang mendampingi pembuatan konten virtual, Denik Ristya Rini SPd MPd dan Agni Maulani Wisesa SSn MA, mengajak peserta mengidentifikasi konten media sosial dan bagaimana algoritma media sosial bekerja untuk mempopulerkan suatu konten.
“Kita butuh konsistensi agar akun media sosial kita diikuti banyak warganet sehingga butuh perancangan konten yang tepat sasaran,” jelas Denik.
Erwin Mulya Pambudi MPd sebagai salah satu pegiat Karang Taruna RW 03 Dinoyo, menyatakan bahwa dia dan Karang Taruna, serta Pokdarwis Kampung Wisata Keramik Dinoyo menyatakan bahwa pendampingan ini membuka wawasannya bahwa konten media sosial itu harus dirancang secara terstruktur dengan target warganet yang jelas.
“Kami jadi paham bahwa membuat jadwal unggah materi konten di media sosial harus dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan warganet dengan materi yang kami unggah. Kami juga tahu ternyata produk, suasana kampung keramik Dinoyo, proses pembuatan keramik, serta sejarah keramik bisa jadi konten di media sosial keramik Dinoyo,” ucapnya.
Senada, Ketua Pokdarwis Kampung Wisata Keramik Dinoyo, H Syamsul Arifin, mengungkapkan bahwa promosi wisata virtual dengan unsur edukatif akan membuat produk keramik Dinoyo dikenal luas.
“Tentunya setelah pendampingan ini, teman-teman Karang Taruna dapat membuat konten baik video, foto, maupun narasi yang dapat membuat Kampung Wisata Keramik Dinoyo makin dikenal dan mendatangkan pembeli agar transaksi pembelian produk keramik Dinoyo makin membaik,” harapnya.
Dengan penataan konten media sosial sebagai eduwisata virtual, diharapkan dapat semakin membuat Kampung Keramik Dinoyo populer sebagai kebanggan kota Malang.
Selain itu, keajegan mengisi konten juga merupakan hal yang penting sehingga keterlibatan (engagement) warganet melihat dan membaca akun Keramik Dinoyo makin tinggi. Dalam pelatihan juga tercetus ide untuk menggandeng kafe-kafe di Kota Malang untuk mengenalkan produk keramik Dinoyo, misalnya dalam bentuk mug atau piring saji sehingga dapat meningkatkan keterlihatan dan keterbacaan warganet yang lebih luas.
Sekretaris Kelurahan Dinoyo, M Khoiri, menyatakan bahwa pihaknya mewakili Lurah Dinoyo menyambut baik pendampingan ini yang akan meningkatkan kecintaan dan rasa memiliki generasi muda akan Kampung Keramik Dinoyo dan menjadikan kampung wisata keramik Dinoyo dikenal lebih luas lagi.(ads)
Reporter: Lizya Kristanti
Editor: Lizya Kristanti