MALANG – Kenaikan harga mobil menjadi satu dari lima komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi. Hal ini diketahui berdasarkan rilis inflasi BPS, pada periode Februari 2022.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Samsun Hadi menyampaikan bahwa kendaraan tersebut menjadi penyumbang dengan andil sebesar 0,06 persen (mtm). Hal ini sejalan dengan berlanjutnya koreksi harga pasca berakhirnya insentif pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM-DTP), terutama untuk mobil dengan harga penjualan di atas Rp250 juta.
Selain mobil, ada pula sabun detergen bubuk dan cair sebesar 0,06 persen (mtm), daging ayam ras sebesar 0,05 persen (mtm), bawang merah sebesar 0,05 persen (mtm) dan biaya keamanan sebesar 0,03 persen (mtm).
“Kenaikan harga sabun detergen bubuk dan cair disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku oleokimia yang merupakan produk turunan minyak sawit di tengah kenaikan harga crude palm oil (CPO) dunia,” ujarnya.
Lalu, Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga beberapa komoditas seperti minyak goreng dengan andil sebesar -0,15 persen (mtm), telur ayam ras sebesar -0,09 persen (mtm), cabai rawit sebesar -0,05 persen (mtm), dan angkutan udara sebesar -0,03 persen (mtm),

“Intervensi Pemerintah untuk menekan lonjakan harga minyak goreng berdampak pada penurunan harga. Sementara itu penurunan harga telur ayam ras disebabkan oleh surplus produksi telur ayam ras sehingga pasokan meningkat,” sambungnya.
Dengan demikian, lanjut Samsun, Kota Malang mengalami inflasi sebesar 0,18 persen (mtm), 0,70 persen (ytd) dan 2,41 persem (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,59. Artinya, realisasi inflasi Kota Malang tercatat lebih tinggi dari Jawa Timur dan Nasional, masing-masing sebesar 0,05 persem (mtm) dan -0,02 persen (mtm).
Secara umum, inflasi pada bulan Februari 2022 didorong oleh kenaikan harga berbagai kelompok pengeluaran.
Kelompok tersebut yaitu kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil sebesar 0,11 persem, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,09 persen, kelompok transportasi sebesar 0,05 persen dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen.
Sementara itu, terdapat 3 kelompok stabil yang tidak mengalami perubahan harga, yakni kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; kelompok pendidikan; dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
Di sisi lain, kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi dengan andil -0,11 persen.
Karenanya, kedepan Bank Indonesia Malang berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah Daerah. Pihaknya juga akan konsisten dalam mengarahkan ekspektasi inflasi melalui program – program TPID guna mengendalikan inflasi 2022 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0 persen ± 1 persen.
“Di samping itu, Bank Indonesia Malang dan Pemerintah Daerah juga terus berupaya untuk mendorong kegiatan ekonomi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan meningkatkan daya beli masyarakat seiring dengan akselerasi vaksinasi COVID-19 sebagai bagian dari upaya mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” tukasnya.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id