Malang, Tugumalang.id – Ditjen Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek memberikan nilai memuaskan atas penerapan konsep Teaching Factory (Tefa) yang diterapkan Fakultas Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Penilaian ini diberikan Pribudi, Pembantu Pimpinan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan (Mitras DUDI) Ditjen Pendidikan Vokasi yang berkunjung ke Vokasi UMM selama dua hari berturut-turut sejak Rabu (6/3/2024).
Bersama Dekan Fakultas Vokasi UMM, Prof Tulus Winarsunu MSi beserta jajaran, Pribudi melihat langsung suasana Kampus Vokasi UMM yang tidak seperti kampus pada umumnya. Melainkan seperti bengkel dan pabrik.

Pada Kamis (7/3/2024), Pribudi melihat langsung sejumlah anak muda, baik mahasiswa hingga anak SMK terlibat langsung dalam pembuatan mesin Computer Numerical Control (CNC), mesin robotik pemotong kayu yang kini mulai banjir pesanan.
Produksi mesin CNC di Fakultas Vokasi UMM ini jadi salah satu penerapan konsep tefa paling moncer di Vokasi UMM. Sejak bergabung di Fakultas Vokasi UMM pada 2017, produk mesin Delta CNC buatan mereka mulai kebanjiran pesanan.
Baca Juga: Dikunjungi Ditjen Vokasi, Fakultas Vokasi UMM Jadi Tolak Ukur Praktik Baik di Indonesia
Tefa merupakan model pembelajaran di pendidikan vokasi yang berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang dilakukan seperti yang terjadi di industri. Konsep ini menjadi perhatian Kemendikbudristek dalam mencetak cita-cita generasi emas 2045.
”Saya kira sudah pantas Vokasi UMM ini jadi pionir praktik baik dalam dunia pendidikan di Indonesia. Saya takjub sekali, ekspektasi saya awalnya 100 persen, setelah lihat langsung realitanya jadinya 300 persen,” ujarnya kepada tugumalang.id

Pribudi sendiri melihat penerapan pendidikan vokasi di UMM terbilang paripurna sejauh ini. Bagaimana Vokasi UMM menyediakan hilirisasi pembelajaran yang berkelanjutan termasuk sampai menyediakan lapangan pekerjaan atau berwirausaha.
”Saya tidak terpikir di Vokasi UMM ini menyediakan seperti prodi bisnis properti, bisnis unggas dan lain-lain yang saya kira masa depannya cerah sekali. Ini sangat visioner sekali,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap pendidikan vokasi yang sudah terbangun ini mendapat dukungan dari banyak pihak, terutama pemangku kebijakan baik di pemerintah daerah maupun perguruan tinggi.

Menurutnya, praktik baik pendidikan yang dilakukan di Vokasi UMM dapat digaungkan dan ditiru di daerah lain. Ini menjadi optimisme baru dalam mewujudkan cita-cita Indonesia melahirkan generasi emas di 2045 mendatang.
”Saya sangat berterima kasih kepada Vokasi UMM karena telah melakukan banyak hal untuk dunia pendidikan kita. Menciptakan embrio-embrio generasi yang berkarakter dan mandiri,” ucapnya.
Baca Juga: Perkuat Branding Kuliah Bersertifikasi, Fakultas Vokasi UMM Terima Kunjungan ITC
Sementara itu, Dekan Fakultas Vokasi UMM, Prof Tulus Winarsunu MSi mendukung penuh upaya Ditjen Vokasi dalam cita-cita membangun Indonesia lewat jalan pendidikan. Ke depan, pihaknya terus berkomitmen mengembangkan ekosistem pendidikan vokasi ini.
Prof Tulus menjelaskan penerapan Tefa masih akan dikembangkan lebih lanjut menggunakan pendekatan baru yang lebih paripurna. Baik dari sisi manajemen hingga strategi hilirisasi memanfaatkan kerja sama dengan industri lebih masif lagi.
Salah satu pekerjaan besar yang sedang dirancang adalah menguatkan anak-anak di bidang Research and Development (RnD). Artinya, anak didik punya peran lebih dalam membuat produk-produk atau jasa yang sesuai dengan perkembangan zaman.
”Harapannya nanti kita akan banyak ambil peran di RnD, jalan bareng sama perusahaan untuk membuat produk baru bersama industri itu langsung. Saya kira, kemitraan strategis ini lebih berefek jangka panjang dan berkelanjutan dalam pengembangan skill dan pekerjaan mahasiswa,” tuturnya.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
reporter: ulul azmy
editor: jatmiko