Tugumalang.id – Dalam sepekan terakhir, Kota Batu diwarnai hembusan angin segar dan juga angin buruk. Untuk kabar baiknya datang selama sepekan belakangan, karena sektor wisata dan pendidikan sudah mulai mendapat sinyal positif kembali dibuka.
Selain itu, kabar baik juga datang soal kelanjutan kasus kekerasan seksual di SMA SPI Kota Batu. Namun, dalam 2 hari belakangan, kota wisata ini bakal bersiap menghadapi bencana karena musim penghujan telah tiba.
Berikut, Tugu Malang ID merangkum peristiwa dan informasi yang terjadi selama sepekan belakangan di Kota Batu :
1. Sekolah Tatap Muka di 14 Sekolah

Seiring penurunan status PPKM Level 3, sekolah tatap muka di Kota Batu mulai digelar per Senin (6/9/2021). Total, ada 14 sekolah tingkat menengah pertama (SMP) mulai menggelar tatap muka. Namun, sudah ada 24 SMP yang sudah mendapat rekomendasi.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menuturkan bahwa sekolah tatap muka ini sudah resmi dilakukan karena segala persiapan dan kelengkapan sistem protokol kesehatan sudah disiapkan sejak lama.
”Jadi ini bukan uji coba lagi, ini sudah resmi. Tapi ya bukan berarti longgar, karena begitu ada melanggar atau ada kasus, maka akan ditutup lagi,” tegasnya, di sela tinjauan.
Adapun, total ada 24 sekolah SMP di Kota Batu yang sudah mendapat rekomendasi dari Satgas COVID-19 untuk menggelar sekolah tatap muka. Namun, hari ini masih 4 sekolah yang siap mengawali.
”Nanti kalau di tingkat SMP ini berhasil, maka akan dilanjut ke jenjang SD. Untuk jenjang SD, masih belum. Kita lihat dulu prosesnya di tingkat SMP ini dulu,” kata dia.
2. Tren Kasus COVID-19 Terus Melandai

Kabar baik datang dari tren penurunan kasus COVID-19 di Kota Batu yang diklaim terus melandai. Jubir Satgas COVID-19 Kota Batu, Onny Ardiyanto, menyebutkan bahwa dalam sepekan terakhir, pertambahan kasus aktif sudah menurun.
”Dari data yang dihimpun sepekan terakhir, hanya ada penambahan kasus aktif baru 1 orang, dari total kumulatif 87 kasus. Selain itu, yang sembuh capai 20 orang dan kematiannya pun 0 kasus,” sebutnya, pada Selasa (7/9/2021).
Artinya, menurut Onny, tren penurunan kasus ini bisa jadi akibat tingkat kepatuhan protokol kesehatan masyarakat meningkat. Selain dilihat dari angka kasusnya, dari segi keterisian BOR di ICU hingga tempat isoter juga menurun.
Onny menyebutkan, dari segi keterisian BOR tempat tidur di tempat isolasi, dari total 136 bed hanya terisi 23 bed. Lalu, untuk keterisian shelter isolasi Kota Batu, hanya ada 46 pasien dari 156 bed tersedia.
”Belum lagi, dari 15 kasus aktif baru perharinya, tingkat kesembuhannya juga sangat tinggi, antara 15-20 pasien yang sembuh,” bebernya.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Diskominfo Kota Batu ini berharap, tren ini bisa dijaga.
Dia mengimbau agar masyarakat dan juga stakeholder terkait tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan ketat. Jika memang, ada kasus ditemui diharapkan segera melapor.
Kata dia, pihaknya selaku eksekutif turut mendukung dengan pemberian fasilitas dan pelayanan penanganan COVID-19 terbaik. Mulai dari pelayanan tempat isolasi terpusat (isoter) secara gratis bahkan lewat penyaluran bantuan langsung tunai (BLT).
3. Destinasi Wisata Kembali Dibuka

Menurunnya angka kasus positif COVID-19 di Kota Batu membawa angin segar terhadap sektor perekonomian, khususnya bagi pelaku usaha di sektor pariwisata. Namun, apakah tren penurunan kasus ini membawa dampak positif dengan dibukanya pariwisata?
Ya, pasalnya ada 2 tempat wisata diizinkan untuk menggelar uji coba pembukaan. Keduanya adalah Jatim Park 2 dan Taman Rekreasi Selecta.
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menjelaskan bahwa dalam uji coba ini, tempat wisata akan diuji coba mengimplementasikan aplikasi Peduli Lindungi dan juga sistem protokol kesehatan ketat.
”Dengan aplikasi Peduli Lindungi ini tujuannya sebagai skrining mana-mana pengunjung yang sudah vaksin atau belum. Tak hanya pengunjung tapi juga pegawai,” ungkap Dewanti, pada Rabu (8/9/2021).
Tak hanya itu, dalam SE yang dikeluarkan ini akan mengatur batasan usia pengunjung yang dilarang masuk yakni usia rentan pada kelompok usia di bawah 12 tahun dan lansia.
4. Babak Baru Kasus Kekerasan Seksual oleh Pendiri SMA SPI

Komnas Perlindungan Anak terus mendesak agar pendiri SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, Julianto Eka Putra segera diadili. Dia sendiri sudah ditetapkan menjadi tersangka atas dugaan kekerasan seksual terhadap siswanya sendiri sejak 6 Agustus 2021 lalu.
Bahkan, Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait sampai kembali mendatangi Polres Batu dan Kejari untuk mengkonfrontir kasus ini. Terbaru, Arist mengatakan bahwa kasus ini sudah memasuki persidangan.
”Informasi dari Polda Jatim kemarin, berkas JEP (tersangka) sudah dilimpahkan ke kejaksaan,” ungkapnya, usai berkoordinasi dengan Polres Batu dan Kejari Kota Batu, pada Kamis (9/9/2021).
Dari hasil koordinasi, pihaknya mendapatkan bahwa nanti proses persidangan tersangka akan dilakukan di Kejari Kota Malang. Hal ini dikarenakan di Kota Batu masih belum ada Kejari.
”Kami juga sudah berkoordinasi dengan Kejari Kota Malang, karena nanti penuntutannya di Jaksa Penuntut Umum (JPU) Malang,” bebernya.
Selain itu, lanjut Arist, dalam perkara kejahatan seksual ini tidak menutup kemungkinan bakal ada penetapan tersangka tambahan. Arist mengatakan, kemungkinan tersangka baru mencapai 4 orang.
”Sejauh ini, ada 4 orang saksi. Nanti kalau memang P21, bisa jadi ada dinaikkan jadi tersangka. Siapa saja? Mereka adalah pengelola sekolah, pengurus yayasan, pengelola kampung kids, dan pengelola asrama,” paparnya.
5. Diguyur Hujan Deras, Plengsengan Ambrol hingga Atap Rumah Warga Jebol
Kabar buruknya, dalam 2 hari belakangan ini, hujan berintensitas tinggi disertai angin seharian mengguyur Malang Raya, termasuk Kota Batu, pada Sabtu (11/12/2021), yang terpantau masih berlangsung hingga Minggu (12/9/2021) pagi.
Akibatnya, sudah ada 2 kejadian akibat hujan yang membuat debit air meningkat ini.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusdalops BPBD Kota Batu, sebuah plengsengan berundak di Jalan Wukir RT 01 RW 04, Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu ambrol. Kejadian ini diketahui pukul 18.00 WIB.
Plengsengan yang ambrol ini berdimensi panjang 14,5 meter dan tinggi 4 meter. Ambrolnya plengsengan dikarenakan dinding saluran drainase yang tidak dapat menahan debit air yang meningkat akibat hujan.
Di waktu bersamaan, di daerah yang sama, di Jalan Wukir Gang 11B, RT 03 RW 05, atap rumah seorang warga, Sahid (44) sampai jebol. Diketahui, peristiwa ini terjadi sekira pukul 18.15 WIB.
Akibat dari intensitas hujan tinggi disertai angin ini, menyebabkan atap rumah tidak bisa menahan tampungan air dan mengalami rusak parah. Dimensi atap yang jebol sekitar 9×9 meter. Untuk sementara, rumah tidak bisa dihuni.
Lebih lanjut, pihaknya sudah menyalurkan bantuan stimulan sembako, terpal, alat kebersihan, matras, dan selimut. ”Kami sudah koordinasi dengan pihak kelurahan. Untuk penghuni dievakuasi dan untuk sementara tinggal di rumah saudaranya,” jelasnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti