Tugumalang.id – Art Center baru akan dibangun di Kota Batu dengan menggunakan dana APBD senilai Rp 20 miliar. Gedung ini akan dibangun dengan fasilitas lebih lengkap seperti amphiteater indoor berkapasitas besar.
Namun sejatinya, Kota Batu sudah memiliki gedung kesenian bernama Mbatuaji yang dibangun pada 2010-an silam. Lokasinya ada di Jalan Oro-Oro Ombo Kota Batu.
Namun, gedung yang juga didambakan menjadi pusat kegiatan seni itu, kini justru terkesan dibiarkan mangkrak.

Tugumalang.id menengok kondisi terkini gedung yang pernah menjadi saksi era kejayaan band-band dan pelaku seni Kota Batu itu. Jika dibandingkan dengan situasi waktu 10 tahun lalu, kini kondisinya jauh lebih memprihatikan. Selain sepi aktivitas, gedung kesenian itu nampak mengalami kerusakan di berbagai sudutnya.
Selain itu, banyak tanaman tumbuh liar pada area panggung outdoor. Sementara pada bagian asbes hingga tembok kantor juga mulai mengelupas. Gedung ini seolah menjadi gedung angker yang tak bertuan.
Paling parah ada pada bagian atap genteng gedung yang rusak parah membentuk lubang menganga. Kondisi itu cukup berbahaya karena gedung ini masih dimanfaatkan untuk pelaku seni latihan.

”Itu sudah lama begitu. Saya lihat juga kayunya sudah lapuk dan rawan ambruk. Saya kira bahaya jika terus dibiarkan karena di sini masih dipakai latihan anak-anak,” ungkap Ketua Dewan Kesenian Kota Batu, Sunarto, pada Selasa (14/6/2022).
Selain dipakai untuk latihan, gedung ini juga masih dipakai untuk kesekretariatan sejumlah organisasi seni seperti Dewan Kesenian Kota Batu, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kota Batu, dan DPC Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Kota Batu.
Sunarto menuturkan, keberadaan gedung kesenian Mbatuaji ini masih dirasa penting oleh para pelaku seni. Sebab itu, diharapkan ada perhatian juga dari pemerintah, meski kini prioritas arah pembangunan beralih membangun Art Center baru yang rencananya dipusatkan di Kelurahan Sisir, di dekat Sendra Tari Arjuna Wiwaha.
Menurut Sunarto, para seniman dan budayawan di Kota Batu masih berharap banyak untuk tetap bisa dan aman memanfaatkan gedung ini, utamanya untuk pusat pelatihan.
”Poin plusnya di sini kan jauh dari perkampungan. Jadi waktu latihan tidak ganggu sekitar. Saran saya di sini tetap dijadikan pusat latihan. Nah kalo tampil baru di sana (Sendra Tari Arjuna Wiwaha),” usul Sunarto.
Dari berbagai macam hal itulah, Sunarto berharap pemerintah punya solusi jitu. Setidaknya agar gedung di sana juga diberikan perhatian untuk rehab mengingat kondisinya yang sudah mengkhawatirkan.
“Harapan kami gedung kesenian ini bisa direnovasi karena saya kira tidak butuh biaya banyak. Kita juga siap untuk kerja bakti bareng untuk memperbaiki atap gedung yang rusak,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Siddiq, menjelaskan alasan pembangunan gedung art center baru karena faktor optimalisasi lahan di Gedung Kesenian Mbatuaji yang dinilai terbatas.
Menurut Arief, kesenian dan budaya hari ini menjadi perhatian besar agar bisa terlibat dalam industri pariwisata Kota Batu. Jika orientasi pembangunan tetap dijalankan di sana, dinilai kurang menunjang rencana pengembangan pariwisata tersebut.
Lagi pula, imbuh Arief, pelaku seni Kota Batu juga bisa tetap mengaktualisasikan ekspresi seninya di tempat yang baru nantinya. Terlebih secara fasilitas, juga lebih menunjang dan representatif.
”Nanti di sini akan terintegrasi semua, mulai gedung seni, pengembangan ekonomi kreatif, sampai ada hotel. Kalau di sanakan lahannya terbatas,” jelas mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batu ini.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id