Malang, Tugumalang.id – Sejak kecil, kita sering diingatkan orang tua untuk segera keramas setelah kehujanan. Ternyata, anjuran ini bukan sekadar kebiasaan turun-temurun, tetapi memiliki dasar medis yang kuat.
Menurut dr. Nadia Octavia, dokter spesialis dermatologi dan estetika, sensasi pusing setelah kehujanan lebih tepat disebut sakit kepala, bukan vertigo. Hal ini terjadi karena perubahan suhu tubuh yang drastis akibat air hujan dingin. Tubuh yang tiba-tiba mengalami penurunan suhu akan mengeluarkan energi ekstra untuk menyeimbangkan suhu internal, yang dapat memicu sakit kepala.
Baca juga: Soekarno Night Run Blitar, Gisel Lari Kehujanan Bersama Ribuan Peserta
Selain itu, dr. Adeline Jaclyn, dokter umum asal Jakarta Utara, menjelaskan bahwa air hujan mengandung berbagai zat kimia dan polutan dari udara. Paparan zat ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan berkontribusi pada munculnya sakit kepala.
Situs layanan kesehatan terpercaya juga menyebutkan bahwa cuaca dingin dan hujan meningkatkan risiko penyebaran virus. Saat suhu turun, sistem kekebalan tubuh melemah, membuat seseorang lebih rentan terkena infeksi.
Baca juga: Tak Masalah Hujan-Hujanan di Hawai Waterpark Malang, Pengunjung Bisa Nikmati Keramas Air Hangat
Pengaruh Tekanan Udara Juga Berperan
Dalam penjelasan dari situs layanan kesehatan lainnya, sakit kepala atau migrain saat hujan juga dapat disebabkan pada perubahan tekanan udara atau tekanan barometrik. Ketidakseimbangan tekanan antara luar dan dalam rongga sinus dapat menimbulkan rasa nyeri di kepala, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat sinusitis atau migrain.
Jadi, keramas setelah kehujanan bukan hanya sekadar mitos, tetapi cara efektif untuk menjaga kesehatan tubuh!
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Penulis: Muhammad Veri Adrianto I / Magang
redaktur: jatmiko