Tugumalang.id – Di Kota Batu ada tempat kemah atau camping ground baru. Cocok bagi anda pendamba lanskap pemandangan hutan yang masih alami. Namanya Glagah Wangi, terletak di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Spot camping ground Glagah Wangi ini didirikan sejak 2019 lalu oleh Komunitas Jelajah Alam Gunung Arjuno atau biasa disebut Komunitas Jaguar. Suasana hutan yang asri dan bentang alam yang indah, bakal anda jumpai karena letaknya berada di jalur pendakian Gunung Arjuno.
Pengelola Camping Ground Glagah Wangi, Efendi, mengatakan bahwa awalnya lokasi camping ground ini menjadi tempat transit para pendaki yang akan mendaki Gunung Arjuno setinggi 3.339 mdpl.
Lama-kelamaan, komunitas bersama warga sekitar melihat potensi yang bagus untuk dijadikan Bumi Perkemahan (Bumper). ”Dan jadilah digagas sejak 2019 lalu,” katanya, pada Minggu (15/8/2021).
Efendi menjelaskan, digagasnya ground ini tidak melulu berorientasi ekonomis, tapi juga membawa misi konservasi pelestarian lingkungan. Pengunjung akan diajak berinteraksi dengan berbagai macam vegetasi asli di kawasan ini yang tumbuh alami. Mulai tanaman senggani, pakis, hingga ciplukan, semua ada dan dibiarkan tumbuh alami. Lalu, juga ada pohon matoa, kopi hingga klengkeng yang berfungsi sebagai sumber air. Dari situ, nilai edukasi pada pengunjung bisa tumbuh.
Sebelumnya, di kawasan ini juga menjadi lokasi perburuan satwa endemik seperti ayam hutan, burung prenjak, jalak kebo, rajawali, hingga landak. Dengan dibangun site ini, kata dia, bisa ikut mencegah aktivitas perburuan ilegal ini.
”Kami dari komunitas juga bisa terlibat tegas dengan merampas peralatan pemburu hingga melaporkan mereka ke petugas Perhutani. Jadi misi kita memang berbasis konservasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, terkait penamaan Glagah Wangi karena memang di lokasi ini banyak ditumbuhi tanaman jenis gelagah beraroma wangi ini. Bahkan hingga kini, masih bisa dijumpai beberapa tanaman gelagah yang tersebar di beberapa area.
Saat ini, luasan area yang dimanfaatkam masih sebatas 1,5 hektare saja. Rencananya, akan dikembangkan lagi mencapai 8 hektare. Kata dia, sejak dibuka animo pengunjung mulai merangkak naik. Banyak pengunjung datang jauh-jauh dari Surabaya, Semarang, Bandung, Batam, bahkan Belanda. Tak jarang, pengunjung juga anak-anak sekolah.
”Kami sangat senang dan terbuka pada semua. Tentu jika pengunjung makin beragam, artinya misi edukasi konservasi lingkungan kita semakin luas. Harapannya, muncul kesadaran melestarikan lingkungan sejak dini,” harapnya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti