Tugumalang.id – Kawasan Ijen Kota Malang merupakan salah satu areal yang mencakup Jalan Ijen, Semeru dan Bromo di Kota Malang, Jawa Timur. Jalan ini merupakan landmark bersejarah Kota Malang bahkan pernah menjadi kota mandiri di zaman Hindia Belanda.
Di sepanjang jalan ini banyak terdapat bangunan-bangunan tua peninggalan zaman Hindia Belanda dengan kekhasan arsitekturnya. Bangunan tempat tinggalnya berbentuk vila. Beberapa bangunan mempertahankan tampilan aslinya, sementara yang lain dibangun dengan struktur yang lebih baru.
Pada masa Hindia Belanda, kawasan yang biasa disebut dengan “Bergenbürth’” atau “Kawasan Jalan Gunung” ini merupakan kawasan elit yang banyak dihuni oleh orang Belanda dan orang-orang dari negara Eropa lainnya.
Fasilitas Sekitar Lengkap
Kawasan sekitarnya penuh dengan fasilitas yang menunjang kehidupan sehari-hari warga. Di antaranya katedral sebagai tempat ibadah, gedung sekolah, pasar Oro-oro Dowo sebagai pusat perdagangan dan arena pacuan kuda sebagai tempat acara.
Baca Juga: Sinergi Pemkot Malang dan UMM, Pasang 214 Lampu Baru di Kawasang Ijen Boulevard
Arena pacuan kuda tersebut diyakini berada di lokasi gedung Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekes) Malang saat ini berdiri. Selain itu, Jalan Ijen merupakan jalan terindah dibandingkan jalan lain di kota Malang.
Terdiri dari dua jalan dengan taman di tengahnya. Di sebelahnya kini terdapat zona pejalan kaki yang dihiasi pohon palem. Taman ini biasanya menjadi tempat warga bermain, terutama pada malam hari.
Ijen adalah sebuah koridor di suatu kawasan yang diberi nama gunung ini merupakan kawasan yang berkembang pada masa lampau. Kawasan ini dirancang untuk dikembangkan. Wilayah ini dibangun sekitar tahun 1935 oleh arsitek Belanda Hermann Thomas Karsten. Saat itu ada delapan tahap rencana pembangunan Kota Malang.
Baca Juga: Sejarah dan Fakta Unik Jalan Ijen, Jejak Peninggalan Belanda di Kota Malang
Saat ini pembangunan dimulai dari Persimpangan Buren atau Persimpangan Jalan Kawi hingga Gereja Katedral. Beberapa tahun kemudian, pada pembangunan tahap ketujuh, Jalan Ijen diperpanjang dari Gereja Katedral hingga Bell Junction di Jalan Bandon. Sejak saat itu, kedua tahap pembangunan tersebut menjadi satu.
Tanda-Tanda sebagai Kawasan Elit
Ada berbagai peninggalan yang menandakan Ijen merupakan kawasan elit dan kota mandiri saat itu. Salah satunya adalah bekas rumah listrik perusahaan listrik Belanda Algemeene Nederlandsche Indian Electriciteit Maatchappij (Aniem) di ujung selatan Ijenstrasse.
Kehadiran tukang listrik berperan dalam menerangi rumah-rumah di kawasan tersebut. Ada toko elektronik bernama Aniem. Namun, pemerintah kurang memperhatikan untuk mempertahankan sejumlah bangunan bersejarah.
Salah satunya adalah celah di sepanjang Jalan Ijen. Sejauh ini, bangunan di sepanjang Jalan Ijen, mulai dari Gereja Katedral hingga Persimpangan Baren atau Persimpangan Jalan Kawi masih dipertahankan.
Jalan ini biasa disebut Ijen Boulevard. Di sisi lain, bangunan-bangunan di sisi utara Jalan Bandung mulai dari Gereja Katedral hingga Bell Junction tampak sudah terbengkalai, dan saat ini bangunan-bangunan lama sudah hampir tergantikan dengan bangunan baru.
Kawasan sepanjang jalan itu merupakan satu kesatuan, meski tahun pembangunannya berbeda. Perlindungan mutlak hanya berlaku di jalan-jalan utama, sehingga hanya tersisa beberapa bangunan tua di antara gereja dan perempatan Jalan Bandung.
Ada sekitar 90 rumah tua di kawasan Jalan Ijen. Sebanyak 40% di antaranya telah diganti dengan bangunan baru. Ada berbagai cara yang biasa dilakukan banyak pihak untuk membongkar bangunan terdaftar.
Salah satunya dengan merobohkan bangunan secara bertahap hingga ditemukan alasan mengapa bangunan tersebut tidak layak lagi dan perlu dibongkar. Area yang digunakan untuk pembongkaran kemudian dibersihkan untuk menghindari protes warga sekitar.
Oleh karena itu, masyarakat terkhusus yang fokus pada pemerhati kawasan bersejarah berharap pemerintah daerah lebih menekankan pelestarian bangunan bersejarah di Kota Malang. Khusus di kawasan Ijen sedang darurat pembongkaran. Sebab, jika satu bangunan berhasil dirobohkan, maka bangunan lain akan segera menyusul.
Penulis: Jakfar Shodiq (Magang)
Editor: Herlianto. A