Tugumalang.id – Prodi Arsitektur ITN Malang menggelar pameran Nata Karya 4.0 bertajuk The Importance of Creative Thinking in the Future selama dua hari pada 15-16 Januari 2025. Karya 2 dimensi hingga maket mewarnai pameran karya mahasiswa Arsitektur ITN Malang itu.
Nata Pola Babakan Karya ‘Nata Karya’ berarti mengatur dan menyusun pola kemudian melahirkan sebuah karya. Berproses dalam menghasilkan karya inilah yang menjadi dasar acara ini. Karya karya yang dipamerkan berupa hasil karya mahasiswa semester 1, 3, 5 dan 7.
“Nata Karya merupakan acara yang kami helat setiap semester. Tujuannya sebagai pekan penilaian akhir dari tugas mahasiswa.
Baca Juga: Suka Cita Misa Malam Natal dan Pesta Natal Anak di Gereja ST Thomas Aquinas ITN Malang
Seluruh karya dibungkus dengan format pameran, sehingga bisa dilihat dan dinikmati baik dari mahasiswa ITN Malang maupun dari luar,” kata Amar Rizqi Afdholy, Dosen Arsitektur ITN Malang.
Pameran ini menghadirkan karya dari empat tugas besar mata kuliah studio perancangan, yakni Estetika Bentuk, Dasar Desain (semester 1), Perancangan Arsitektur 2, Perancangan Bangunan Portabel (semester 3), Perancangan Arsitektur 4, Struktur dan Konstruksi Bangunan 3 (semester 5), Teknik Komunikasi dan Grafis Arsitektur (semester 7).
Karya yang dipamerkan berupa bentukan dwimatra (dua dimensi) dan trimatra (tiga dimensi), sketsa, maket, hingga poster.
Baca Juga: Rayakan Natal, Rektor ITN Malang Ajak Sivitas Akademika Sambut Tahun 2025 dengan Semangat Baru
Karya Muhammad Hanif Farhan mahasiswa semester satu juga ikut dipamerkan. Hanif membuat tiga karya berupa karya dua dimensi, tiga dimensi, dan dasar dasar desain.
“Ini merupakan karya kami pertama yang dipamerkan. Tidak semua karya ikut dipamerkan, tapi dipilih karya karya terbaik saja,” kata dia.
Pada karya dua dimensinya, Hanif membuat komposisi radial berupa garis garis dan lingkaran. Sementara pada dasar dasar desain dia memanfaatkan drawing pen untuk membuat karya dengan judul ‘Garis dan Atsir’.
“Ceritanya kami belajar menggaris. Walaupun nantinya semua bisa digitalisasi tapi tahapan awal, otak dan tangan paling cepat dalam menuangkan ide,” ujarnya.
Sementara Asrah Ardiansyah, mahasiswa semester 1 membuat karya tiga dimensi. Berbentuk ‘Tornado Api’ dilengkapi dengan pedestal sebagai penopang yang dirancang untuk emphasis atau penekanan pada satu titik yang memerlukan dukungan bawah agar bisa berdiri kokoh.
“Awalnya masih belum ada ide. Nah saat membuka berita kok ada berita bencana alam tornado. Akhirnya saya membuat estetika bentuk tornado api. Bahannya juga tidak rumit, hanya dari kertas karton, benang wol, dan bawahnya diberi landasan karton,” jelasnya.
Kemudian Andrean Dhiva Cleo Aurellio, mahasiswa semester 3 memamerkan karya maket bersama timnya. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok untuk mencari klien dan secara individu membuat rancangan rumah tinggal profesi sesuai dengan kebutuhan dari klien tersebut.
Salah satu klien yang berhasil di wawancara berprofesi sebagai fotografer. Maka, kelompok ini membuat maket ‘Rumah Profesi Fotografer’ dua lantai.
“Sewaktu wawancara, pekerjaan fotografer bukan merupakan pekerjaan utama. Jadi akses pintu untuk ke lantai 2 saya jadikan satu. Saya juga menyiapkan akses ke lantai 2 dari belakang jika sewaktu waktu mendesak diperlukan,” ujarnya.
Karena side-nya di perumahan maka Andrean juga menerapkan desain agar terlihat simpel, tapi tetap terlihat estetik. Di perumahan resapan air tidaklah banyak, dia juga berinisiatif menambahkan resapan berupa tanah berumput di sisi kiri side.
“Saya agak kesulitan di gambar kerja, karena baru kali pertama membuat dengan digital,” tandasnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A