Bertambah 10 Meter dari Panjang Semula
MALANG, Tugumalang.id – Jembatan Glidik II di Desa Sidorenggo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang yang putus akibat terjangan banjir pada Jumat (7/7/2023) akan dibangun kembali menggunakan kerangka baja. Artinya, jembatan penghubung Kabupaten Malang dan Lumajang yang akan dibangun ini bersifat permanen.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali, Rakhman Taufik mengatakan pihaknya telah melakukan survei dan memutuskan bahwa penggunaan jembatan bailey yang bersifat sementara tidaklah memungkinkah.
“Dari hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa secara teknis, opsi penanganan sementara dengan pemasangan jembatan bailey kurang memungkinkan. Selain itu investigasi di lokasi menunjukkan salah satu dari dua pilar Jembatan Glidik II telah hilang diterjang banjir”, ujar Rakhman melalui keterangan tertulis, Minggu (9/7/2023).

Ia menjelaskan bahwa sebelumnya ada dua alternatif pembangunan kembali Jembatan Glidik II, yaitu dengan menggunakan jembatan bailey yang bersifat sementara atau jembatan kerangka baja yang bersifat permanen. Penentuan solusi mana yang akan diterapkan dilakukan dalam rapat yang digelar pada Sabtu (8/7/2023) petang.
Pihaknya kemudian memutuskan untuk membangun jembatan secara permanen karena salah satu pilar Jembatan Glidik II telah hilang sehingga pilar lainnya yang masih ada tidak akan mampu menopang jembatan bailey.
BACA JUGA: Diterjang Luapan Sungai, Jembatan Penghubung Malang-Lumajang Putus
“Karena satu pilar hilang, maka kekuatan jembatan bailey berkurang, sebab tidak ada yang menopang. Sehingga safety factor-nya turun menjadi kurang dari 25 ton,” jelas Rakhman.
Di samping itu, dikhawatirkan pilar yang masih ada berpotensi terkena terjangan air jika ada banjir bandang susulan. Apabila pilar tersebut diterjang banjir seperti sebelumnya, maka jembatan bailey pun tak akan berfungsi.
Jembatan Glidik II ini dibangun pada tahun 1970 dan telah berumur 53 tahun. Jembatan yang hanyut memiliki panjang 38 meter. Nantinya, jembatan yang dibangun akan lebih panjang, yaitu 45 meter. BBPJN Jawa Timur-Bali akan menggunakan stok rangka baja di Gudang Bina Marga Citeureup yang saat ini sudah siap dimobilisasi.
Pengerjaan jembatan baru diperkirakan akan memakan waktu empat bulan. Sementara itu, masyarakat dari Kabupaten Malang yang akan menuju ke Kabupaten Lumajang dan sebaliknya diimbau menggunakan jalur utara melewati Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Probolinggo.
“Nantinya proses konstruksi jembatan permanen sepanjang 45 meter ini akan berlangsung sekitar empat bulan. Untuk arus lalu lintas dan logistik dilakukan pengalihan arus ke utara lewat Pasuruan dan Probolinggo”, tutup Rakhman.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko