Kota Batu,Tugumalang.id – Jalur alternatif penghubung Kota Batu dan Kabupaten Malang via Jurang Klemuk atau Jalan Rajekwesi sempat terjadi banjir lumpur pada Minggu (2/4/2023). Ini terjadi mengingat hujan intensitas tinggi yang melanda wilayah Kota Batu.
Sejumlah video beredar menampakkan luberan air bercampur lumpur turun dari jalur klemuk menuju kawasan Songgoriti. Selain itu juga terjadi longsor dengan dimensi panjang 2 meter, lebar 2 meter dan tinggi 12 meter.
Longsor dan banjir ini sempat mengganggu arus lalu lintas di jalan alternatif Kota Batu dan Kabupaten Malang tersebut. Mengingat di kawasan Payung sebagai jalur konvensional juga terjadi longsor di 2 titik.
Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu membenarkan kejadian tersebut. Banjir lumpur itu terjadi sewaktu hujan deras mengguyur pada sekitar pukul 12.00 WIB. Menurut Agung, banjir terjadi akibat penyumbatan saluran drainase.
”Jadi disana sebelumnya kan ada longsor, lalu disertai hujan deras sehingga aliran air yang tersumbat meluber ke jalan disertai material tanah longsor tersebut,” ungkapnya.
Agung menuturkan saluran drainase tersumbat akibat tumpukan sampah. Selama banjir tersebut, arus lalu lintas di jalur alternatif Kabupaten Malang-Kota Batu itu sempat terganggu. Meski begitu, akses jalan masih dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Kami imbau kepada masyarakat untuk berhati-hati ketika melintas saat hujan mengguyur di titik-titik rawan bencana di Kota Batu,” tandasnya.
BMKG Jawa Timur mengeluarkan peringatan waspada terhadap 37 daerah berpotensi tinggi terdampak bencana akibat cuaca ekstrem. Salah satunya adalah Kota Batu, Jawa Timur. Cuaca ekstrem diprediksi akan terjadi selama sepekan ke depan mulai 2 April hingga 8 April 2023.
Adapun, bencana hidrometeorologi meliputi banjir genangan air, puting beliung, longsor hingga hujan es). Di Kota Batu sendiri, karena terletak di ketinggian sudah menjadi langganan bencana sejak musim hujan datang.
Kepala BMKG Taufiq Hermawan menjelaskan bahwa berdasarkan analisis kondisi iklim, secara umum pada bulan April 2023 wilayah Jawa Timur masih berada pada masa pancaroba. Sehingga potensi cuaca ekstrim masih berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur.
Masih hangatnya suhu muka laut di sekitar wilayah perairan Jawa Timur mengindikasikan suplai uap air masih cukup signifikan di wilayah Jawa Timur. Serta masih terbentuknya daerah konvergensi atau pertemuan massa udara yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa Timur.
Selain itu adanya gelombang Atmosfer Rossby dan Kelvin di wilayah Jawa Timur yang diprakirakan akan berpengaruh pada kondisi cuaca dalam seminggu ke depan.
”Hal ini berkontribusi meningkatkan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang dapat mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat serta petir dan angin kencang,” ungkap Taufiq lewat keterangan resminya.
Reporter: Ulul Azmy
editor: jatmiko