MALANG, Tugumalang – Tiga serangkai yang dulunya hanya mahasiswa biasa, kini tengah berkontribusi dalam penanganan persoalan sampah di Kota Malang dengan cerdas. Mereka adalah Konshika Amanai Koeswara, Rezha Varianto Yudhistira, dan Arga Wicaksono Daryadi.
Ketiganya berkolaborasi mengatasi permasalahan sampah dengan membangun startup Buang Disini. Aplikasi Buang Disini sendiri, merupakan platform online terintegrasi yang bergerak dalam digitalisasi proses daur ulang sampah.
“Kami adalah startup di bidang waste management di mana yang kami lakukan itu adalah colecting dan processing sampah, melaksanakan yang namanya circular economy,” ujar Chief Marketing Officer (CMO) Buang Disini, Konshika Amanai Koeswara.
Bermula dari mahasiswa pecinta lingkungan biasa, sejak 2017, Buang Disini bergerak dengan misi untuk mengentaskan permasalahan sampah. Di 2020, edukasi sampah ini terus berkembang memproses sampah plastik dan di tahun 2022 menjadi startup dengan mengembangkan aplikasi mobile penanganan sampah.
“Sebelumnya hanya organisasi mahasiswa biasa yang peduli tentang mahasiswa biasa yang peduli lingkungan, awalnya itu. Sekarang kami menajdi startup yang ada business modelnya,” jelasnya.
Kini, kata Konshika Amanai Koeswara, Buang Disini sudah mengelola lebih dari 20 ton setiap bulannya dan menaungi sedikitnya 820 pengepul sampah atau pemulung sebagai mitra.
“Saat ini kita lebih fokus ke pemulung karena mereka yang punya supply sampah dan kedua, mereka berperan besar dalam recycling. Hanya saja selama ini mereka masih kurang dihargai dengan ideal,” sambungnya.
Dalam sistem penerimaan sampah, Buang Disini masih menerima sampah plastik, kardus dan minyak jelantah. Untuk plastik misalnya, nanti akan dipres atau dicacah sesuai dengan kebutuhan kemudian diolah bersama menufaktur yang telah bekerja sama sebelumnya.
“Kalau untuk masyarakat yang ingin terhubung ke kita, bisa pantau di Instagram kita dan menghubungi admin lalu bilang kalau ingin ke kantor di Jalan Candi Kalasan Nomer II, Blimbing untuk ngedrop sampah, selesai,” tambahnya.
Selain mengelola sampah, Buang Disini juga aktif mengedukasi masyarakat. Bahkan, mereka juga ikut membantu mengamodir kesejahteraan kesehatan para pemulung supaya terdaftar sebagai penerima BPJS.
“Ke depan, kami berharap bisa lebih banyak bekerja sama dan bergerak dalam bisnis mengelola sampah dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah. Karena kita pengen memperlus impact kita dengan menghimpun lebih orang dan meyakinkan mereka untuk membuang sampah dengan bijak,” sambung dia.
Saat ditanya kenapa memilih ‘sampah’, lanjut perempuan yang akrab disapa Shiki ini, alasannya sederhana. Selain banyaknya persoalan sampah di Kota Malang, Buang Disini juga ingin merubah mindset masyarakat bahwa membuang sampah yang bertanggung jawab juga memiliki banyak manfaat baik ekonomi maupun lingkungan.
“Tantangannya lebih ke menyadarkan ke orang-orang kalau misalkan ada media yang mau nuker sampah dan mereka juga menerima manfaatnya. Soalnya kita juga menukarnya dengan insentif sehingga ngga serta merta hanya menerima langsung,” tukasnya.
Buang Disini bahkan menjadi satu-satunya perwakilan start up dari Kota Malang yang ikut terlibat dalam Business 20 (B20) Summit sebagai salah satu rangkaian acara Presidensi G20 Indonesia pada 13 – 14 November 2022 dan diundang ke launching O20.
Reporter: Feni Yusnia
editor: jatmiko