dr. Syifa Mustika, Sp.PD-KGEH., FINASIM*
Beberapa negara di Eropa dan Amerika telah melaporkan adanya kasus ini seperti Inggris, Spanyol, Israel, Amerika Serikat, Denmark, Belanda, dan Italia. 169 kasus tercatat telah ditemukan sejak 21 April 2022.
Secara statistik, pasien yang mengalami panyakit ini adalah anak-anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun, belum ada laporan penyakit tersebut pada orang dewasa.
Berdasarkan laporan kasus, gejala yang dialami pasien rata-rata adalah sindrom jaundice akut berupa gejala saluran pencernaan (nyeri perut, mual, muntah, diare, warna urin seperti teh) disertai tanda radang liver yaitu peningkatan kadar enzim liver. Beberapa gejala lain adalah lemas dan nyeri otot.
Tidak ditemukan adanya demam pada banyak kasus namun terdapat gejala kuning pada seluruh pasien. Yang berbeda dari kasus hepatitis baru ini adalah proses radang hebat pada liver yang menyebabkan indikasi transplantasi liver pada 10% pasien yang dilaporkan.
Penelitian sampel pasien menunjukkan 74 kasus terdeteksi virus adenovirus, 18 kasus terdeteksi virus F tipe 41, dan 20 kasus dengan SARS CoV-2, serta adanya koinfeksi SARS CoV-2 dan adenovirus. Yang unik, tidak ditemukan adanya virus hepatitis A, B, C, D maupun E pada seluruh pasien dengan gejala hepatitis ini.
Badan kesehatan dunia, WHO, telah menginstruksikan negara di seluruh dunia untuk terus melakukan identifikasi, investigasi, dan melaporkan kasus yang mengarah ke hepatitis ini.
Indonesia sendiri dalam posisi wapada terhadap adanya kasus hepatitis yang tidak diketahui etiologinya ini. Kemenkes dalam surat edaran yang dirilis tanggal 27 April 2022 menjelaskan terkait kasus hepatitis baru ini.
Himbauan kepada seluruh fasilitas kesehatan, dinas kesehatan, pelabuhan, dan laboratorium untuk waspada dan bersiap terhadap munculnya kasus hepatitis ini. Hepatitis yang tidak diketahui etiologinya ini sendiri masih dalam proses penelitian terkait penyebabnya.
Penanganan di Indonesia pun masih terbatas dalam hal deteksi karena keterbatasan fasilitas untuk mendeteksi serologis maupun molekuler pada kasus suspect hepatitis ini.
Terkait temuan penyakit hepatitis jenis baru ini, sebagai masyarakat Indonesia sebaiknya tetap waspada namun tidak perlu takut berlebihan.
Dikutip dari unggahan di akun Instagram @doktersyifamustika
Bagi masyarakat Indonesia, khususnya para orang tua dari anak-anak usia dibawah 16 tahun, berikut beberapa tips pencegahan agar tidak tertular penyakit hepatitis yang tidak diketahui etiologinya :
1. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sesuai panduan.
2. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang dimasak hingga matang
3. Menggunakan alat makan dan minum sendiri
4. Memastikan makanan dan minuman dalam kondisi bersih
5. Meminimalisir menyentuh benda-benda di tempat umum yang sering disentuh seperti gagang pintu, dinding, tombol lampu. Bila terlanjur memegang, usahakan untuk segera mencuci tangan setelahnya.
6. Meminimalisir kunjungan di area permainan umum (kolam renang umum, playground) untuk anak-anak.
7. Bila memiliki gejala yang mirip dengan hepatitis, segera kunjungi fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan oleh dokter.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat. Selalu ingat waspada boleh, panik jangan.
Sehat selalu semua.
*Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Gastroenterohepatologist
—
Terima kasih sudah membaca artikel kami. Ikuti media sosial kami yakni Instagram @tugumalangid , Facebook Tugu Malang ID ,
Youtube Tugu Malang ID , dan Twitter @tugumalang_id