MALANG, Tugumalang.id – Salah satu destinasi wisata yang cocok untuk healing adalah Sumber Sirah. Mata air yang berada di Desa Putukrejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang ini terkenal masih asri dan tiket masuknya sangat murah, yaitu Rp 5 ribu saja. Tak heran, dalam sebulan wisata ini bisa dikunjungi 7 ribuan orang.
Di Sumber Sirah, pengunjung tak hanya bisa menikmati pemandangan yang serba hijau, tetapi juga berenang dan snorkeling. Airnya yang jernih membuat pengunjung bisa melihat dengan jelas bagian dasar dari sumber yang penuh dengan tanaman air.
Di dalam kawasan Sumber Sirah juga terdapat sejumlah warung yang menyajikan aneka minuman, gorengan, mie instan, dan kudapan lainnya. Selesai berenang, pengunjung bisa bersantai di sana sambil menyantap hidangan.

Baru-baru ini, pengelola Sumber Sirah menambahkan wahana kereta sawah. Kereta berkapasitas 24 orang ini bisa mengantarkan pengunjung mengelilingi sawah yang ada di sekitar Sumber Sirah. Setiap penumpang harus membayar Rp 10 ribu untuk dua putaran.
Bagi yang memiliki anak kecil, tak perlu khawatir mereka masuk ke kolam yang dalam. Pengelola Sumber Sirah telah menyediakan kolam khusus anak-anak yang aman.
Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Barokah Putukrejo, Zainur Roziqin mengatakan bahwa Sumber Sirah dulunya hanya dimanfaatkan untuk mengairi persawahan. Di akhir tahun 2015, tokoh pemuda di Desa Putukrejo melihat potensi wisata di mata air tersebut.
“Waktu itu dibuka untuk akses wisata. Seiring berjalannya waktu, lebih ramai. Akhirnya waktu itu Pemerintah Desa memutuskan untuk dijadikan wisata,” kata Zainur kepada Tugu Malang ID beberapa waktu lalu.

Menurutnya nama Sumber Sirah sudah ada sejak lama. Sirah dalam bahasa Jawa berarti kepala. “Di sini kepalanya sumber. Dari sumber inilah (air) mengalir sampai ke Karangkates, melewati Sumber Maron,” tuturnya.
Di dalam pengelolaan Sumber Sirah, BUMDes Barokah Putukrejo juga melibatkan masyarakat sebagai investor. Sehingga, pemasukan dari wisata Sumber Sirah bisa bermanfaat langsung bagi warga Desa Putukrejo.
“Masyarakat tanam modal, lalu kami bagi hasil. Ini salah satu bentuk inovasi untuk meningkatkan perekonomian desa,” kata Zainur.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko