Tugumalang.id – Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) bersama PT Paragon Technology and Innovation (ParagonCorp) berkolaborasi dengan Komunitas Guru Belajar Nusantara Batu menggelar Festival Pameran Karya pada Minggu (3/12/2023) kemarin di Balai Besar Guru Penggerak Provinsi Jawa Timur.
Acara ini merupakan rangkaian belajar bagi 2.000 guru peserta Wardah Inspiring Teacher (WIT) 2023. WIT merupakan program apresiasi untuk guru di bawah naungan Yayasan Guru Belajar berupa program belajar meningkatkan kompetensi.
Yayasan Guru Belajar adalah lembaga philanthropic intermediary yang memberdayakan guru menjadi penggerak perubahan melalui kolaborasi beragam organisasi penggerak: keguruan, kepemimpinan, jaringan sekolah/madrasah. Yayasan Guru Belajar bergerak melalui Kampus Guru Cikal, Kampus Pemimpin Merdeka dan Cerita Guru Belajar, serta berkolaborasi aktif dengan Teach First Indonesia.
Baca Juga: One Pink One Hope, Campaign Wardah Tingkatkan Awareness Tentang Kanker Payudara
Pada tahun ini, peserta mendapat pelatihan dan pendampingan untuk menerapkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) selama tiga bulan. Tidak hanya belajar, guru peserta WIT juga berbagi mengenai apa yang sudah dipelajari.
“Ini ruang yang kami fasilitasi untuk berbagi. Tentu harapannya, ke depan agar 2000 guru ini terus berbagi praktik baik, di berbagai kesempatan,” terang Ketua KPM, Rizqy Rahmat Hani.
Melalui pameran karya, guru dapat belajar dari guru lain yang telah menerapkannya terlebih dulu. Karya yang ditampilkan tidak hanya menunjukkan hasil akhir, melainkan juga proses dan tantangannya.
“Seringkali saat belajar dengan sistem projek, kita terjebak pada miskonsepsi yang fokus hanya pada produknya. Di pameran ini, kami mau perlihatkan, kalau projek itu outputnya nggak harus berupa produk. Apalagi P5 tujuannya pembentukan karakter murid. Proses sangat penting dalam membentuk karakter murid,” kata Rizqy.
Baca Juga: Kemeriahan Pembukaan Wardah Inspiring Teacher 2023 di Malang
Selain Batu, Festival Pameran Karya juga akan digelar di Palembang, Makassar dan Bogor. Di Batu terdapat 20 sekolah terlibat sebagai pengisi pameran dan 13 guru berbagi praktik baik.
Salah satunya adalah Aidatul Khanifah, guru SD Negeri 4 Pandesari, terpilih menjadi narasumber praktik baik. Dia berharap pameran karya lebih sering diadakan. Pasalnya, pameran karya memberi kesempatan pada murid untuk menunjukkan proses belajarnya, tidak hanya fokus pada hasil. Guru antar sekolah juga bisa saling menginspirasi.
Pada kesempatan itu, Aidatul berbagi pengalaman menerapkan P5 tema Gaya Hidup Berkelanjutan yang didampingi oleh tim WIT. Dia memakai alur temukan, bayangkan, dan lakukan yang ada di Buku Kerja SUKSES Projek Profil.
Pada tahap temukan, Aidatul menggelar beberapa aktivitas yang dapat meningkatkan kepekaan murid terhadap lingkungan. Diantaranya jalan santai sambil mengambil sampah yang, diskusi mengenai asal sampah, menonton bersama “Kisah Si Paus”, membaca bersama buku “Lutfan dan Si Monster” lalu mendiskusikannya, dan terakhir kunjungan ke tempat pengelolaan sampah terpadu.
Selanjutnya di tahap ‘bayangkan’, dia mengajak murid membayangkan dunia tanpa sampah. Murid melakukan beragam aktivitas bersama. Salah satunya melakukan aktivitas bersama orang tua untuk mengetahui pengelolaan sampah di rumah dan bersepakat memilah sampah yang masih bisa bermanfaat.
“Pada tahap ini, empati murid semakin ditingkatkan. Apa yang mereka rasakan ketika melihat sampah, hingga mereka menyadari kalau sampah adalah tanggung jawab bersama,” jelas Aidatul.
Setelah itu, murid melakukan wawancara pada narasumber aktivis lingkungan untuk mengklarifikasi pengetahuan mereka tentang sampah. Dari ilmu yang mereka dapatkan, Aidatul mengajak murid berdiskusi dan bersepakat mengenai apa saja yang bisa dilakukan untuk mendukung gaya hidup berkelanjutan.
Tahap ini merupakan tahap lakukan. Ada tiga kesepakatan, yaitu reduce dengan menghabiskan bekal yang mereka bawa dari rumah, reuse dengan membuat kreasi sampah diawali dengan memilah sampah, dan melakukan kampanye.
“Saya merasa perjalanan belajar P5 seperti ini lebih bermakna dan menyenangkan untuk murid. Tidak hanya fokus membuat produk, tapi prosesnya. Saya sangat terbantu dengan program WIT yang mendampingi penerapan P5. Banyak pengetahuan yang memang saya butuhkan,” tandasnya.
Reporter: M Ulul Azmy
Editor: Herlianto. A