Tugumalang.id – Keinginan untuk produktif secara berlebihan ternyata tidak baik. Pasalnya, ada banyak hal yang akan diabaikan mulai dari kesehatan fisik dan mental hingga keluarga. Keinginan berlebihan ini biasa disebut toxic productivity, yaitu keinginan produktif yang telah menjadi racun.
Anda pasti sering mendengar slogan-slogan yang selalu mengingatkan untuk selalu produktif. Apalagi di masa pandemi ini, seringkali menjumpai ajakan untuk terus produktif meskipun di rumah saja.
Tidak salah apabila seseorang ingin produktif menghasilkan sesuatu yang ingin dicapai. Namun, produktif menjadi tidak sehat apabila dilakukan secara berlebihan hingga mengorbankan yang lainnya.
Toxic productivity, ialah keadaan di mana seseorang ingin terus produktif dengan cara apa pun. Sebetulnya obsesi demikian justru merusak ketimbang membangun. Apakah Anda termasuk, berikut ciri-ciri orang yang terjebak dalam toxic productivity.
1. Terobsesi untuk Produktif
Ciri utama orang yang terjebak dalam toxic productivity ialah selalu terobsesi untuk produktif. Obsesinya itulah yang seringkali mengorbankan segalanya seperti kesehatan dan waktu agar terus melakukan sesuatu. Ini justru membahayakan.
2. Memiliki Ekspektasi Sangat Tinggi
Memiliki ekspektasi terhadap suatu hal memang bagus. Tetapi ekspektasi tersebut akan berujung tidak baik apabila cenderung tidak realistis atau berlebihan. Harapan yang tinggi inilah yang membuat orang terjebak dalam toxic productivity, karena dia selalu berusaha agar ekspektasinya dapat terwujud.
3. Resah Ketika Memiliki Waktu Istirahat
Karena terbiasa melakukan pekerjaan secara penuh, dia resah ketika memiliki waktu untuk beristirahat. Dia merasa bahwa beristirahat akan menyebabkan dirinya menjadi tidak produktif lagi.
4. Tidak Pernah Merasa Puas
Orang yang terjebak dalam toxic productivity selalu merasa kurang puas terhadap apa yang mereka kerjakan. Mereka merasa harus melakukan yang lebih baik dari apa yang sudah mereka lakukan untuk menghasilkan hasil yang lebih baik pula. Padahal, apa yang dikerjakan sudah sangat baik dimata orang lain.
Lalu bagaimana cara mengatasi toxic productivity ini?
Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, jangan khawatir. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Berikut cara yang bisa diterapkan.
1. Kesadaran Diri
Langkah utama yang diperlukan ialah kesadaran dari diri. Kesadaran yang dimaksud ialah Anda menyadari kondisinya yang terjebak dalam toxic productivity. Seringkali orang tidak menyadari bahwa dia terjebak dalam kondisi tersebut. Kesadaran dalam akan membuat Anda secara perlahan dapat keluar.
2. Lakukan Self Reward
Ketika Anda berhasil mencapai sesuatu, seperti menyelesaikan proyek hingga mendapat pujian atau memenangkan tender, lakukan self-reward pada diri Anda meskipun kecil-kecilan. Misalnya, berbelanja barang yang Anda inginkan, menonton film yang belum sempat ditonton atau berjalan-jalan dengan orang yang Anda sayangi.
3. Manajemen Waktu
Pisahkan antara kehidupan profesional dan kehidupan pribadi. Cobalah untuk mengatur waktu mana untuk mengerjakan pekerjaan dan mana waktu untuk kehidupan pribadi. Anda juga memerlukan waktu untuk bersenang-senang dan merasakan kenyamanan tanpa harus dihantui oleh pekerjaan.
Selain itu Anda juga perlu menerapkan budaya kerja secara efektif dan efisien agar tidak terlalu menyita banyak waktu dan tenaga. Misalnya ketika Anda ingin merevisi proposal, Anda dapat melakukan revisi dan menyampaikan pada rekan Anda melalui email tanpa harus melakukan video konferensi.
Nah, itulah ulasan mengenai toxic productivity. Apabila Anda sedang terjebak dalam kondisi tersebut, segeralah untuk mencoba mengatasinya. Tanamkan dalam diri bahwa Anda perlu untuk menjalani kehidupan dengan senyaman mungkin.
Reporter : Anggie Puspita Sari
Editor : Herlianto. A