MALANG – Polisi mengakui telah menggunakan gas air mata yang kedaluwarsa dalam tragedi Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022). Bahkan gas air mata kedaluwarsa itu diklaim tak berbahaya lantaran kadar zat kimianya berkurang.
Menanggapi hal itu, salah satu korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Kevia Nazwa yang matanya hingga saat ini masih memerah mengatakan bahwa gas air mata itu menyakitkan dan sangat perih.
“Mungkin polisinya tidak merasakan langsung. Tapi yang dirasakan orang awam saat itu panik. Yang saya rasakan, mata perih, dada sesak,” ucapnya, Selasa (11/10/2022).
Bahkan menurutnya, dia tak bisa melihat dengan baik saat terkena gas air mata secara langsung. “Pedih sampai gak bisa lihat,” ujarnya.
Tak hanya itu, pipi Kevia juga terdapat flek hitam yang baru bisa hilang setelah 3 hari kemudian. Kini setelah 10 hari tragedi itu berlalu, mata Kevia masih merah dan belum pulih.
Dia mengatakan, pihak kepolisian mungkin juga tak mengetahui jika ada banyak anak-anak, perempuan hingga ibu-ibu di dalam stadion.
“Mungkin polisinya gak tahu, di sana (stadion) banyak anak kecil, anak perempuan dan ibu-ibu,” paparnya.
“Takutnya kalau ada yang punya penyakit asma kan rentan kalau kena gas air mata,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, ada 131 suporter meninggal dunia dalam tragedi stadion Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022. Ratusan korban luka juga berjatuhan dalam tragedi itu.
Reporter: M Sholeh
Editor: Herlianto. A