MALANG – Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama), Dr Ketut Swastika MSi, menyebut bahwa prosesi yudisium sama halnya dengan prosesi pada saat akad nikah.
Sebab, dengan adanya prosesi yudisium ini, para mahasiswa telah secara resmi menyandang gelar sarjana. “Yudisium ibarat orang nikah adalah ijab. Artinya sah melaksanakan pernikahan. Saat ini yang sudah ikut yudisium sah menjadi seorang sarjana,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia berharap, softskill maupun hardskill yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Unikama, dapat menjadi modal besar untuk dapat bersaing di dunia kerja.
“Kalau masih kuliah kan semua masih dituntun, diajari, keluar dari sini membawa bekal dan ilmu harus menjadi sarjana yang mandiri. Sehingga apa yang sudah didapat harus dioptimalkan,” harapnya.
Dia berpesan, agar mahasiswa tak hanya bekerja namun juga berpeluang menciptakan lapangan kerja yang baru. Mengingat di Unikama terdapat program entrepreneurship sebagai modal besar untuk berkompetisi.
“Saya yakin ilmu yang kalian peroleh di Unikama adalah modal besar untuk bersaing dan berkompetensi di luar. Apalagi di FST ada teknopreneurship merupakan bekal untuk menjadi wirausaha dan membuka lapangan pekerjaan,” sambungnya.
Diketahui, 57 mahasiswa yang menjalani prosesi yudisium terbagi dalam empat Program Studi (Prodi), mulai dari Prodi Teknik Informatika 15 mahasiswa, Prodi Sistem Informasi 5 mahasiswa, Prodi Pendidikan Matematika 24 mahasiswa, dan Prodi Pendidikan Fisika 13 mahasiswa.
4 nama lulusan terbaik adalah Indah Riski, mahasiswa Teknik Informatika dengan IPK 3,66. Kemudian, Sofia Inovaris K K, mahasiswa Sistem Informasi IPK 3,59; M Bahrul Ulum, mahasiswa Pendidikan Matematika IPK 3,89; dan Jimi Anggela, mahasiswa Pendidikan Fisika IPK 3,71.(ads)
Reporter: Feni Yusnia
Editor: Lizya Kristanti