Tema yang ditetapkan adalah bebas, asalkan tidak mengandung SARA dan pornografi. Setiap peserta menggoreskan aspirasi mereka di media lukis dengan keunikan mereka masing-masing. Ada karya yang berwarna-warni, ada pula yang hanya didominasi satu warna.
Ada yang mengangkat tema Tragedi Kanjuruhan, kekerasan seksual, global warming, dan lain-lain. Setiap peserta diberi waktu tujuh jam untuk menyelesaikan mural mereka.
Puluhan seniman ini datang dari beberapa daerah di antaranya Malang Raya, Pasuruan, Surabaya, hingga Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat.
Salah satu karya peserta Lomba Mural Aspirasiku. Foto: Aisyah NawangsariKarya peserta yang berisi pesan tentang keselamatan pengguna jalan. Foto: Aisyah NawangsariMural dengan pesan global warming yang meraih juara harapan I. Foto: Aisyah NawangsariBertema global warming, karya ini menggambarkan dua dunia dengan skenario yang berbeda. Foto: Aisyah NawangsariSalah satu karya bertemakan Tragedi Kanjuruhan. Foto: Aisyah NawangsariKarya tim Bengkel Artisan yang mengangkat berbagai isu sosial dalam satu bingkai. Foto: Aisyah NawangsariKarya peserta Lomba Mural Aspirasiku berjejer jelang penjurian. Foto: Aisyah NawangsariPotret Jenderal Hoegeng, polisi yang disegani di Indonesia. Foto: Aisyah NawangsariKapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana berpose dengan salah satu karya peserta. Foto: Aisyah Nawangsari