Oleh: Rama Kurniawan*
Malang (31/10/2021). Saat ini para siswa di berbagai daerah sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di sekolah. Kebijakan ini tentu mengacu kepada tren turunnya kasus COVID-19 di Indonesia.
Meskipun demikian, pembelajaran juga tetap dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pembelajaran yang hanya melibatkan maksimal 50 persen kapasitas siswa ini tentu menuntut para guru segera beradaptasi terhadap tuntunan capaian pembelajaran.
Hal ini juga yang menjadikan kendala tersendiri bagi guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) karena karakteristik pembelajarannya yang menuntut siswa untuk aktif bergerak. Sedangkan saat ini, siswa masih belajar menggunakan moda daring dan luring yang masih dibatasi untuk beraktifitas olahraga di lapangan.

Dengan melihat permasalahan tersebut, beberapa Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang (UM) mengajak para guru untuk bisa menerapkan pembelajaran flipped class room di kelas.
Pembelajaran PJOK pada umumnya dilakukan dengan mempelajari materi di kelas selanjutnya terdapat penugasan yang dilakukan di rumah. Sedangkan pada pembelajaran flipped class room sendiri melakukan pembelajaran yang membalik aktifitas dengan cara mempelajari materi terlebih dahulu di rumah dan selanjutnya melakukan diskusi dan tugas materi yang sudah dipelajari saat pembelajaran di sekolah berlangsung.
Tim Dosen UM yang diketuai oleh Rama Kurniawan SPd MPd ini mempersiapkan para guru PJOK agar nantinya tidak kaget dan adaptif dalam menghadapi situasi belajar pada kebijakan yang sedang berlangsung saat ini.
Kegiatan sharing discussion melalui pelatihan selanjutnya dilakukan dengan mengangkat tema “Peningkatan Kegiatan Kualitas Belajar dari Rumah (BDR) Melalui Pelatihan Pembelajaran Flipped Class Room Bagi Guru PJOK”.
Kegiatan ini dilaksanakan satu hari pada tanggal 31 Oktober 2021 secara daring (online) melalui aplikasi Zoom Meeting dengan melibatkan tiga narasumber yang terdiri dari tiga dosen FIK UM. Pelatihan ini sendiri diikuti oleh 40 guru PJOK yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Timur.
Penyampaian materi akan pentingnya paradigma baru PJOK diberikan langsung oleh Febrita Paulina Heynoek SPd MPd. Dosen yang memiliki kepakaran dibidang pembelajaran bola basket ini mengajak para guru untuk semakin berkembang karena saat ini guru PJOK harus mampu mengintegrasikan pembelajaran sesuai kemajuan IT di era disruptif saat ini. Para guru diharapkan dapat mengkolaborasikan pembelajarannyadengan mendorong siswa meiliki kecakapan dan literasi gerak yang tidak gagap dengan kebaruan teknologi dan informasi.
Para guru juga didorong untuk bisa mulai menerapkan pembelajaran flipped class room untuk memudahkan pengorganisasian pembelajaran PJOK baik daring maupun luring. Hal tersebut disampaikan oleh Prisca Widiawati MPd sebagai narasumber kedua. Dosen muda lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut menyoroti pentingnya model pembelajaran flipped class room sebagai alternatif desain pembelajaran yang cocok saat ini digunakan. Hal ini selain meningkatkan motivasi siswa juga diharapkan mampu memangkas waktu lecturing time yang biasanya diberikan guru saat memasuki pembelajaran inti. Efisiensi waktu belajar penting dilakukan karena batasan durasi pembelajaran yang saat ini memang masih menyesuaikan dengan kondisi pandemi.
Selain materi flipped class room secara umum, guru juga difasilitasi dengan desain praktik pembelajaran flipped class room PJOK secara langsung. Pemateri terakhir yang disampaikan oleh Rama Kurniawan SPd MPd membekali para guru tentang hal-hal praktis apa saja yang harus disiapkan dan diperhatikan saat mengaplikasikan pembelajaran flipped class room di kelas PJOK. Persiapan pembelajaran harus secara sistematis disusun agar siswa melakukan tahapan pembelajaran sesuai pedoman pembelajaran yang dirancang guru. Guru bisa berkreasi dengan menggunakan video dan media teknologi lain untuk memudahkan siswa belajar materi di rumah sebelum pembelajaran di sekolah berlangsung.
Adanya pelatihan ini disambut dengan sangat antusias oleh para peserta. Hal tersebut nampak dengan banyaknya partisipasi peserta dalam menyampaikan pertayaan dan sharing terkait permasalahan pembelajaran yang dialami saat ini. Lebih lanjut peserta juga berharap adanya kegiatan lanjutan atau pelatihan-pelatihan dengan tema berbasis media pembelajaran untuk guru PJOK karena Guru PJOK pada saat ini masih banyak yang belum menguasai IT.
“Kegiatan pelatihan sangat baik dan menambah wawasan guru mengenai strategi pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada masa pandemi,” demikian kesan Syaiful Rahman, seorang guru PJOK di SMPN 8 Malang yang mengikuti kegiatan pelatihan ini.
Harapan ke depan juga disampaikan agar pelatihan serupa dapat dilakukan secara luring agar bisa menghasilkan produk pembelajaran secara langsung dan segera bisa diterapkan pada kondisi pembelajaran saat ini. Pelatihan ini juga turut menghasilkan luaran produk pedoman pembelajaran flipped class room PJOK untuk tingkatan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
*Penulis merupakan Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang