BATU, Tugumalang – Aktivitas perundungan di lingkungan sekolah hingga pondok pesantren menjadi perhatian banyak pihak. Diperlukan upaya preventif bersama agar dunia pendidikan bisa bebas dari perundungan. Sehingga siswa-siswi bisa menimba ilmu dengan aman dan nyaman.
Salah satu upaya preventif itu dilakukan oleh Polres Batu lewat kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan pemerintah daerah. Kegiatan FGD ini dilakukan di Hotel Singhasari, Senin (31/10/2022).
Dalam FGD tersebut menghadirkan narasumber dari Kemenag Kota Malang, Pakar Psikolog Unisma, Dinas P3APKB, BAPAS Malang dan Kasikum Polres Batu. Temanya ‘Selamatkan Santri dan Pelajar 2022’.
Mengawali diskusi, Rektor Unisma Malang, Prof. DR. H. Maskuri menjelaskan bahwa perundungan bisa terjadi dimana saja. Baik di lingkungan pendidikan, keluarga bahkan di tempat kerja.
“Sebagai penyelenggara pendidikan, kita harus melihat dari sisi eksternal dan internal, mengapa perundungan terjadi. Jangan-jangan pendidikan kita selama ini sifatnya diktator?,” kata Maskuri.
Sejauh pengamatan Maskuri, pendidikan saat ini guru kebanyakan selalu memaksakan sudut pandang pribadinya, Jika tidak sesuai, maka para murid akan dihukum.
Padahal menurutnyam sudut pandang murid adalah kekayaan intelektual. Maskuri berharap kedepannya tindakan-tindakan preventif dapat dilaksanakan untuk menyelamatkan santri dan pelajar di Kota Batu dari kasus perundungan.
Sementara itu, Kapolres Kota Batu, AKBP Oskar Syamsuddin menjelaskan bahwa FGD kali ini membahas tentang tindak lanjut dan prevensi aktivitas perundungan terhadap santri dan pelajar.
“Sehingga anak-anak kita ini bisa terlindungi dan mereka bisa tenang dalam menjalani pendidikan untuk masa depan,” ungkap Oskar.
Oskar melanjutkan, FGD ini diharapkan bisa memberikan edukasi dan wawasan tentang aktivitas perundungan, dampak psikologis, hukum yang mencegah serta menghukum aktivitas perundungan.
Reporter: Azmy
editor: jatmiko