Malang, tugumalang.id – Muda mudi ngopi sembari nongkrong di pinggir sungai menjadi fenomena di Kota Malang. Tepi Sungai Brantas yang tepat berada di bawah Jembatan Tunggulmas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang menjadi tempat ngopi yang ramai dikunjungi.
Tampak kalangan muda mudi baik pria dan wanita asik bercengkerama sambil menikmati kopian di tengah suara gemercik aliran Sungai Berantas. Suasana sejuk alam terbuka dengan pemandangan konstruksi Jembatan Tunggulmas hingga gedung Apartemen Begawan menjadi daya tarik tersendiri.
“Di hari weekday, rata rata ada sekitar 250 pengunjung yang datang kesini. Kalau weekend bisa sampai 300 pengunjung,” kata Lucky Meisya, Kapten Warung Nasi dan Kopi Nogo Keling yang berjualan di bawah Jembatan Tunggulmas itu.
Meisya mengaku baru membuka tempat ngopi itu sejak awal Agustus 2023. Dari 4 cabang kedai kopi keliling yang dibuka Nogo Keling, tongkrongan di bawah Jembatan Tunggulmas jadi tempat paling ramai dikunjungi.
Dia mengaku mampu meraup omzet rata rata hingga Rp 4 juta dalam sehari. Omzet itu bisa lebih jika pada akhir pekan. Menu menu yang dihadirkan cukup sederhana. Mulai kopi kopian racik, minuman kekinian, nasi hingga gorengan.
Dikatakan, tempat nongkrong ini sempat ramai kunjungan hingga membludag pada akhir pekan. Pengunjungnya mayoritas adalah pelajar hingga mahasiswa. Namun tak jarang bapak bapak yang memancing di sungai juga berlangganan ngopi di tempat itu.
“Di sini ramainya ya sekitar jam 9 pagi atau sore hari. Memang suasananya paling enak kalau sore hari. Kami buka jam 7 pagi sampai jam 5 sore setiap hari,” kata dia.
Tempat ngopi pinggir sungai itu juga sempat viral di media sosial usai sejumlah pengunjungnya mengunggah suasana tongkrongan baru itu.
BACA JUGA: Ngopi di Warung Tenang, Salah satu Café Pinggir Sungai di Malang
Baginya, target pasar memang harus ditentukan sebelum membuka usaha. Target pasar menurutnya menjadi kunci utama dalam membangun usaha. Setelah menetapkan target pasar, menu produk hingga konsep penjualan yang menarik.
Hilangkan Suasana Negatif Bawah Jembatan hingga Berdayakan Tuna Wisma
Di sisi lain, Meisya juga merupakan mahasiswa UM itu menceritakan awal mula membuka tempat tongkrongan yang terletak di bahwa jembatan itu. Menurutnya, di bawah jembatan yang jauh dari permukiman sering disalahgunakan sebagai tempat mabuk mabukan atau bahkan berjudi.
“Dari situ kami kepikiran untuk membuat tempat yang dikenal negatif itu menjadi tempat positif. Dengar dengar di tempat ini juga sering dibuat mabuk mabukan,” ucapnya.
Pihaknya kemudian meminta izin kepada warga setempat untuk membuka warung kopi di bawah Jembatan Tunggulmas itu.
Sebelum dibuka, kata Meisya, tempat tersebut juga ditinggali seorang penjaga yang tak punya tempat tinggal atau tuna wisma. Penjaga itu kemudian diberdayakan untuk menjadi juru parkir di tempat tersebut.
“Jadi beliau kami pekerjakan untuk membersihkan tempat ini dan ngurusin parkiran,” ujarnya.
Kini, sudah ada 13 karyawan yang bekerja di tempat ngopi bawah Jembatan Tunggulmas itu.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko