MALANG – FEB Universitas Malang dan Kadin (Kamar Dagang dan Industri Indonesia) Jawa Timur, menjalin kerja sama dalam meningkatkan dan menciptakan sumber daya manusia unggul. Kesepakatan tersebut tertuang dalam penandatanganan kesepahaman (MoU) kedua pihak tersebut.
MoU ini ditandatangani Nur Diana S.E., M.Si., selaku Dekan FEB Unisma, dengan H.Adik Dwi Putranto S.H., selaku Ketua Umum Kadin Jawa Timur. Penandatanganan MoU yang merupakan bagian dari implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini berlangsung pada Kamis, 23 September 2021 di Aula Gedung Pasca Sarjana Unisma.

Nur Diana S.E., M.Si., dalam sambutan pembukaan menyampaikan bahwa kesepakatan ini penting untuk meningkatkan sumber daya manusia, sesuai dengan salah satu visi FEB Unisma untuk menciptakan lulusan yang handal, berdaya saing dan mendukung Indonesia maju. “Sejalan dengan program MBKM, FEB Unisma siap memberikan fasilitas bagi mahasiswa di semester 6,7 dan 8 bisa memilih dari 9 program MBKM yang berhubungan dengan dunia industri, dunia usaha dan dunia kerja” lanjut Diana.

Ia menambahkan, untuk menjembatani mahasiswa yang tidak tertampung dalam program MBKM yang dikompetisikan oleh Kemendikbudristek, maka FEB Unisma melakukan berbagai terobosan yang diterapkan secara mandiri maupun sesuai kebijakan kemendikbudristek, salah satunya dengan bekerja sama bersama Kadin Jawa Timur yang diawali dengan webinar dan dilanjutkan menyempurnakan kebijakan MBKM serta menampung mahasiswa FEB Unisma dalam 9 program merdeka belajar.

Sementara Ketua Umum Kadin Jawa Timur, H.Adik Dwi Putranto S.H., menyampaikan bahwa Kadin Jawa Timur fokus pada program umum untuk meningkatkan sumber daya manusia, karena salah satu kunci penting di sektor ekonomi baik di sektor UMKM, manufaktur, konstruktur, pariwisata.
“Teman-teman industri dan UMKM, jika ingin berkembang, menambah karyawan atau berinvestasi, maka yang difikirkan adalah sumber daya manusia”, tuturnya.
Ia menambahkan, salah satu program untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah Kadin Jawa Timur bersama Kadin Institute telah bekerja sama dengan Kadin Jerman dalam program pendidikan kooperasi dual sistem yaitu belajar di sekolah/Perguruan Tinggi dan belajar di industri. Program pelatihan bernama “Pelatih Tempat Kerja” ini akan melatih industri-industri yang akan menerima adik-adik SMK dan mahasiswa dalam program magang selama 6 bulan dengan kurikulum yang jelas karena selain memiliki hard skill, mereka juga membutuhkan hal yang sangat penting yaitu soft skill.
“Tanggung jawab meningkatkan sumber daya manusia sebagai tanggung jawab semua, tidak hanya Kadin saja, namun perlu ada kerja sama, sehingga saya berharap ada pihak dari Unisma yang bisa muncul sebagai master trainer dalam pelatihan “Pelatih Tempat Kerja”, tambahnya.
Penandatanganan MoU ini dilanjutkan dengan webinar yang bertajuk “Peran Dunia Industri dan Pelaku Bisnis dalam Implementasi Merdeka Belajar KAmpus Merdeka, dengan narasumber H.Adik Dwi Putranto S.H., selaku Ketua Umum Kadin Jawa Timur dan Nurul Indah Susanti, wakil ketum Kadin Bidang Ketenagakerjaan dan SDM/Direktur KADIN Institute.
Dalam webinar ini, Adik menyampaikan bahwa salah satu keluhan dari teman-teman industri adalah karyawan baru dari SKM atau Perguruan Tinggi saat masuk kerja masih belum siap untuk bekerja.
Dalam proses rekruitmen yang menggunakan konsultan rekruitmen SDM, maka dilakukan uji coba 3 bulan akan berlanjut jika cocok, dan akan diakhiri jika tidak cocok untuk kemudian mencari pegawai baru lagi.
”Hal ini menimbulkan banyak memakan waktu dan biaya bagi pengusaha. Sehingga progam pemagangan ini dapat memberikan keuntungan adik-adik yang mau bekerja atau berwiraswasta. Keuntungan bagi industri saat menerima siswa magang industri selama 6 bulan, perusahaan mengetahui kamampuan peserta magang dan ikut serta dalam menciptkaan berkompetensi di bidangnya,” katanya.

Sedangkan Nurul Indah Susanti, sebagai Direktur KADIN Institute, menyampaikan bahwa mahasiswa yang lulus kuliah bukan hanya mendapat ijazah perlu didampingi dengan sertifikat kompetensi.
”Seseorang disebut kompeten melalui 3 aspek, yaitu skill/ketrampilan, pengetahuan/knowledge, softsklill/attitude. Program merdeka belajar kampus merdeka adalah implementasi paling penting agar output dari mahasiswa ini bisa diterima industri,” ujarnya.
Editor: Soejatmiko