Malang, tugumalang.id – Transportasi umum Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia (Damri) berdiri sejak 1943. Armada bus Damri telah berevolusi dari masa ke masa, mulai dari angkutan berupa cikar hingga bus listrik.
Angkutan awal berupa Cikar atau angkutan gerobak dengan tenaga 2 sapi. Kala itu, cikar pada masa kolonial Jepang pada 1943 dinamai Jawa Unyu Zidousha sebagai angkutan barang dan Zidousha Sokyoku sebagai angkutan penumpang.

Setelah Indonesia merdeka pada 1945, Jawa Unyu Zidousha berubah menjadi Djawatan Pengangkoetan. Sedangkan Zidousha Sokyoku berubah menjadi Djawatan Angkoetan Darat di bawah manajemen pemerintah Indonesia.
Baca Juga: Damri Luncurkan Bus Double Decker Rute Malang-Jakarta, Ini Fasilitas dan Harga Tiketnya

Sejak saat itulah kedua angkutan umum itu mulai menggunakan armada kendaraan bermotor. Kemudian pada 1946, Djawatan Pengangkoetan dan Djawatan Angkoetan Darat bergabung menjadi Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia (Damri).

Damri kemudian menjadi BUMN pada 1961. Damri juga memiliki bus bertingkat atau double decker setelah menjadi BUMN. Dalam perjalanannya, bodi armada Damri terus berevolusi mengikuti perkembangan era modern.

Di tahun 2023 lalu, Damri mulai berinovasi dengan mengoperasikan bus listrik. Hingga pada akhir 2023, Damri meluncurkan armada bus eksklusif double decker bernama Damri Imperial Suites.

Baca Juga: Mulai Hari Ini, Damri Buka Pemesanan Tiket Mudik Lebaran 2024
“Tentu kami juga menyampaikan terima kasih pada seluruh masyarakat yang mempercayai Damri sebagai pilihan moda transportasi umum,” kata Chrystian RM Pohan, Corporate Secretary Damri, Rabu (24/4/2024).

Kini, bertepatan dengan momentum Hari Angkutan Nasional, pihaknya mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak perjalanan atau evolusi Damri yang dimulai dari cikar hingga bus berteknologi tenaga listrik.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko