Tugumalang.id – Pernah makan sate kelinci atau olahan lain dari daging kelinci? Jika belum pernah, mungkin Anda patut mencobanya sesekali. Hidangan dengan daging Kelinci mungkin tak sepopuler daging lainnya seperti ayam, domba, kambing atau sapi. Namun kini telah ada beberapa rumah makan yang menawarkan menu sate kelinci di Malang dan Batu.
Bila pernah mencobanya, apakah Anda tahu ternyata banyak manfaat dari daging kelinci dibalik citarasanya yang lezat. Dibalik kenikmatan dan kelembutan dagingnya, ternyata gizi dan proteinnya tak kalah dengan daging lainnya. Bahkan olahan daging kelinci terbilang cukup sehat karena memiliki kolesterol yang rendah.
Sate Kelinci, Makanan Lezat dari Hewan yang Dianggap Lucu
Kini aneka masakan dari daging Kelinci mulai dikenal dan populer di masyarakat. Beberapa restoran atau warung makan khusus daging Kelinci menyediakan menu dalam bentuk sate yang dipadukan dengan irisan bawang merah, kecao manis serta bumbu kacang.

Foto/ Canva
Anda tentu penasaran bukan, bagaimana rasanya? Menurut beberapa orang yang pernah memakan sate kelinci, rasanya hamper sama seperti daging ayam. Namun terasa lebih kenyal dan empuk. Citarasanya semakin meningkat jika dimakan bersama bumbu dan perasan jeruk nipis.
Daging Kelinci sebenarnya tak harus diolah menjadi sate. Ibu rumah tangga dapat mencoba berbagai jenis hidangan lainnya seperti nugget Kelinci, bakso, sosis hingga menjadi isian humberger. Jangan ragu untuk mencoba berbagai resep lain dari daging hewan imut satu ini.
Fakta Seputar Daging Kelinci yang Perlu Diketahui
Mungkin bahan pangan daging Kelinci belum terlalu populer dan dikenal masyakarat. Namun dengan makin berkembangnya dunia kuliner yang menawarkan hidangan Kelinci, ternyata terdapat banyak manfaat yang bisa diperoleh.
Berikut ini beberapa fakta menarik tentang daging kelinci seusai dengan hasil kajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) .
1. Menghasilkan Daging 20 Kali Lipat Lebih Banyak Dari Sapi
Selain itu, ternak kelinci memiliki kemampuan reproduksi yang tinggi, sehingga dapat cepat berkembang biak. Interval kelahiran yang pendek juga menjadi keunggulan ternak ini dibandingkan dengan ternak sapi. Selain itu, ternak kelinci tidak membutuhkan lahan yang luas dalam pemeliharaannya, sehingga lebih efisien dibandingkan dengan ternak sapi.
Produktivitas ternak kelinci dalam menghasilkan daging juga lebih tinggi dibandingkan dengan ternak sapi. Seekor kelinci dapat menghasilkan 50-60% per kg berat badannya. Menurut teori, seekor induk kelinci dengan bobot 3-4 kg dapat menghasilkan karkas sebanyak 80 kg per tahun.
2. Punya Kolesterol Lebih Rendah Dari Daging Ayam
Kandungan kolesterol pada daging Kelinci diketahui lebih rendah dari pada daging ayam. Kolesterol daging Kelinci sebesar 53 mg/100g sedangkan daging ayam sebesar 70g/100g. Selain itu, daging Kelinci juga mengandung air sebesar 71,5 g/100g, protein 21,9 g/100g, dan lemak 5,5 g/100g.
3. Penambah vitalitas pria
Olahan kelinci disebut dapat meningkatkan vitalitas Pria. Dalam kajian Kemenkes, bagian otak Kelinci dapat berfungsi baik terhadap vitalitas karena kaya akan protein yang dapat dikonversi menjadi energi. Selain itu, Energy yang dihasilkan sebesar 137 kkal, serta natrium sebesar 67 mg/100g.
4. Bisa mencegah kanker
Dalam daging Kelinci, terdapat kandungan Se merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase. Enzim ini yang bertugas sebagai katalisator dalam mengubah peroksida menjadi ikatan yang tidak toksik.
Apabila kandungan senyawa peroksida jika tidak dikelola dengan baik, maka dapat berubah menjadi radikal bebas dan merusak membran sel sehingga menyebabkan kanker. Dengan adanya kandungan Se, daging Kelinci mampu mengurangi resiko terkena kanker maupun penyakit degenerative lainnya.
5. Mencegah penyakit kulit
Daging kelinci dipercaya dapat menjaga kesehatan kulit karena terdapat kandungan niasin di dalamnya. Niasin, yang juga dikenal dengan nama vitamin B3, merupakan bagian dari ko-enzim NAD+ dan NADP yang diperlukan untuk reaksi transfer hidrogen.
Niasin juga dapat dikenal dengan nama asam nikotinat, nikotinamid, niasinamid, atau faktor pencegah pellagra. Kekurangan niasin dapat menyebabkan penyakit kulit, gangguan pencernaan hingga saraf.
6. Jadi bahan pangan alternatif
Dengan kecepatan reproduksi yang dimiliki Kelinci, maka tak heran jika hewan yang banyak dianggap sebagai hewan lucu ini malah jadi bahan pangan potensial. Alternatif menggunakan daging Kelinci sebagai bahan dasar makanan frozen maupun aneka hidangan lain pun terus bermunculan.
Demikianlah bagaimana potensi daging Kelinci sebagai salah satu bahan pangan alternatif yang kaya akan nutrisi. Rasanya yang tak kalah dengan jenis daging hewan lainnya membuat masyarakat kian meminatinya.
Penulis: Imam A. Hanifah
editor: jatmiko