Malang, Tugumalang.id – Spanduk penolakan praktik prostitusi terbentang di beberapa titik RW 8 Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Diketahui, spanduk itu dipasang oleh warga sebagai bentuk protes atas adanya dugaan praktik prostitusi di 2 penginapan di wilayahnya.
Setidaknya ada 7 spanduk penolakan praktik prostitusi yang tersebar di RW tersebut. “Warga RW 8 & Jamaah Masjid Menolak Kegiatan Prostitusi di Wilayah RW 8 Serta Menuntut Penutupan Operasional Reddoorz & Smart Hotel Tlogomas,” pesan dalam salah satu spanduk itu.

Selain itu, juga ada spanduk bertuliskan “Warga Tlogomas dan Sekitarnya Menolak Adanya Kegiatan Esex-Esex (Mbalon) Ndek Tlogomas!!! Mbalon o Ndek Kampungmu Dhewe Cok!!!”.
Ibnu Syamsul Huda, tokoh masyarakat setempat membenarkan pemasangan spanduk tersebut dilakukan oleh warga dan pemuda setempat. Dia mengatakan bahwa mulanya ada 5 spanduk yang dipasang pada Jumat (12/5/2023). Lalu 2 spanduk lagi dipasang para pemuda pada Sabtu (13/5/2023).
Ibnu membeberkan bahwa pemasangan spanduk itu merupakan protes warga yang merasa terganggu atas adanya dugaan prostitusi di penginapan RedDoorz dan Smart Hotel Tlogomas.
“Sebetulnya kami sudah tau kegiatan prostitusi yang kami duga itu sudah lama. Karena banyak cewek cewek berkeliaran hampir 24 jam di situ, dengan pakaian minim bahkan bertato,” ungkap Ibnu, Minggu (14/5/2023).

Ibnu lalu menceritakan bahwa awalnya warga hanya menduga-duga saja atas adanya praktik prostitusi di 2 penginapan itu. Namun menurutnya, dugaan warga menguat usai terjadinya insiden sorang wanita mengejar tamu hotel yang disebut sebut tak membayar jasa prostitusi pada Selasa (9/5/2023).
Dari insiden itu, warga mengadu ke perangkat kelurahan dan dilakukan mediasi bersama pengelola penginapan tersebut. Pihak pengelola penginapan, kata Ibnu, bersedia untuk berhenti beroperasi sebelum ada keputusan final dari Wali Kota Malang.
Namun pada kenyataannya, 2 penginapan itu masih beroperasi dan kembali membuat warga geram. Bahkan warga hendak melakukan aksi demo. Namun pada akhirnya, demo itu urung dilakukan dan warga memasang spanduk spanduk tersebut.
“Sebenarnya warga maunya demo, tapi kami menunggu keputusan dulu. Akhirnya kami memasang spanduk supaya ada perhatian bahwa kami ini benar benar serius. Ini adalah masalah lingkungan dan kami ingin mewariskan lingkungan yang sehat buat anak anak kami,” tandasnya.
Reporter: M Sholeh
editor: jatmiko