Tugumalang.id – Kerap dianggap membuat anak-anak malas belajar, membuat PlayStation (PS) mempunyai stigma negatif di masyarakat. Namun, di Perpustakaan Anak Bangsa, PS bisa menjadi barang yang lebih bermanfaat dan menambah motivasi membaca anak-anak di Desa Sukopuro, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.
“Kalau untuk menarik minat baca anak-anak saya dengan kasih PS. Anak-anak boleh main PlayStation gratis asal mau baca buku. Jadikan adik-adik usia SD-SMP kan suka PlayStation, sehingga boleh main PS 30 menit kalau mau baca buku 30 menit,” terang pendiri Perpustakaan Anak Bangsa, Eko Cahyono, beberapa waktu lalu.
Dengan cara ini, anak-anak di desanya lebih banyak membaca daripada bermain PS. “Karena PSnya cuma satu dan yang datang bisa sampai 30 anak, otomatis yang 28 anak lainnya harus baca buku dahulu karena yang 2 kan main PS dulu. Jadi, anak yang main PS 30 menit bisa baca buku sampai 3 jam karena antri,” jelasnya.
“Akhirnya mereka kesenangan membaca, ujung-ujungnya waktu gilirannya main PS, dia harus pulang,” sambungnya.
Eko mengakui bahwa cara ini adalah pancingan saja, karena pada mulanya anak-anak memang suka main PS.
“Lalu karena antri panjang dan bacanya asik makanya mereka lebih banyak baca buku sampai keterusan. Syukurnya ini berhasil, akhirnya mereka mau datang ke perpustakaan untuk membaca bahkan sampai pinjam buku,” bebernya.
Namun, kini Eko tidak bisa menerapkan cara tersebut karena beberapa stik PS miliknya rusak akibat tertimpa material bangunan karena gempa Malang beberapa waktu lalu.
“Sekarang karena rak-rak buku makin banyak dan ruangan kami cuma 6×12 meter, jadi ruangan kami makin sempit. Sehingga sekarang setiap kegiatan harus saya sesuaikan dengan kondisi,” tandasnya.
“Ditambah kemarin atap kami ambruk akibat gempa Malang, akhirnya beberapa stik PS itu rusak dan saya belum beli lagi,” pungkasnya.
Reporter: Rizal Adhi
Editor: Lizya Kristanti